Hari Jumat lalu (20/12/19) saya
sholat Jumat di masjid kampus (King Saud University) seperti biasa. Sebelum mengambil
tempat, saya mendatangi freezer yang ada di shaf paling belakang untuk
mengambil air mineral.
Disini dan kebanyakan masjid di
Arab Saudi tradisinya memang begitu, selalu menyediakan air mineral untuk para
jamaah. Tapi jumlahnya terbatas, apalagi untuk jamaah sholat jumat yang jumlahnya
selalu lebih banyak dari sholat lima waktu. Jamaah yang datang belakangan pasti
tidak kebagian.
Setelah air didapat, saya mengambil
tempat terbaik lalu sholat sunnah. Botol air sengaja saya letakkan di depan
tempat sujud, maksudnya ingin saya fungsikan sebagai sutrah (pembatas) sholat.
Airnya belum saya buka dan tidak saya buka sampai khotib selesai naik mimbar.
Ilustrasi air mineral (sumber: pexels.com) |
Ketika iqomat dikumandangkan, saya
harus bergeser sedikit dari posisi saya sebelumnya untuk merapatkan shaf,
sehingga botol air tadi tidak berada di depan saya lagi. Tadinya mau ikut saya
pindahkan juga botolnya, tapi tidak jadi. Dan pada akhirnya di titik inilah
saya merasa gelisah.
Pasalnya di beberapa masjid di
Saudi, botol air sengaja ditaruh di shaf depan oleh pengurus masjid sebagai
pelayanan mereka kepada jamaah. Saya khawatir botol air yang belum saya buka
itu disangka tidak ada pemiliknya lalu diambil orang. Padahal itu air saya.
Dan celah ini dimanfaatkan betul
oleh setan untuk mengganggu konsentrasi saya. Selagi sholat, pikiran saya
bising dengan reka adegan tentang kemungkinan yang akan terjadi pada air saya.
Adegan pertama
Duh, kenapa tadi airnya gak
dibuka dan diminum dulu ya, biar orang tau kalau itu air saya. Atau minimal
tadi semestinya dipindahin dulu airnya, jadi ada di depan saya. Kalau gini bisa
diambil orang nih airnya.
Adegan kedua
Biar ajalah kalau diambil. Toh
cuma air. Harganya juga cuma setengah riyal. Kalau haus masih bisa minum di
kamar
Adegan ketiga, dan ini yang
paling konyol
Nanti kalau ada orang ambil
air saya, terus orang di samping saya mencegahnya karena dia tau air itu milik saya,
saya akan bilang ke orang di samping itu ‘biarin aja, gak apa-apa air itu untuk
dia’. Sambil ngerasa udah berbuat baik.
Ketiga adegan itu silih berganti memenuhi
pikiran saya selama sholat. Padahal cuma air sebotol yang harganya cuma
setengah riyal. Masa saya menggadaikan agungnya sholat Jumat dengan sebotol air?
Dan anda tau adegan mana yang
akhirnya jadi kenyataan? Kalau jawaban anda adegan yang ketiga, anda hampir
benar. Nyatanya air saya memang diambil orang, tapi orang di samping saya tidak
mencegahnya sama sekali. Orang yang mengambil air pun berlalu begitu saja.
Meninggalkan saya yang menatapnya dengan perasaan kosong.
Padahal cuma air. Harganya
setengah riyal. Jumat itu saya dikerjai setan habis-habisan.
#Tunggul Hitam – Padang
0 comments:
Post a Comment