Saya baru saja selesai membaca buku
Metode Menaklukan Jiwa (MMJ)karangan Al-Ghazali. Buku ini saya beli sekitar
seminggu yang lalu. Sebenarnya awalnya saya bukan mau beli buku ini, tapi beli
buku lain, yaitu Metode Menjemput Cinta (MMC) karangan Al-Ghazali juga. Akan tetapi,
setelah saya lihat daftar isinya, sepertinya saat ini saya lebih membutuhkan
buku MMJ daripada MMC. Selain itu, buku MMJ terlihat lebih “nyikologis” karena
banyak berbicara tentang jiwa, hati, dan nafs. Dalam tulisan ini, saya akan
merangkum inti dari buku MMJ tersebut.
Well, karena di judul buku
tercantum “Pengendalian Nafsu dalam Perspektif Sufistik”, maka isi buku juga
sangat sufisme sekali. Al-Ghazali mengambil metode dari Yahya ibn Muadz Al-Razi
yang menerangkan bahwa dalam menaklukan jiwa, seseorang perlu mendisiplinkan
diri dengan empat hal, yaitu: menyedikitkan makan, menahan tidur, membatasi
ucapan, dan bersabar terhadap perbuatan orang lain.
1. Menyedikitkan Makan
Dalam buku itu disebutkan bahwa menyedikitkan makan
dapat mengalahkan hawa nafsu. Ghazali menyampaikan tentang keutamaan rasa lapar
disertai dalil-dalilnya. Misalnya hadist dari Rasulullah Saw, “Perangilah
nafsumu dengan lapar dan rasa haus karena sesungguhnya pahala dalam hal itu
seperti pahala berperang di jalan Allah. Tidak ada amal yang lebih dicintai di
sisi Allah kecuali rasa lapar dan rasa haus”. Beliau Saw juga bersabda, “Janganlah
kalian membunuh hati kalian dengan banyak makan dan minum, karena sesungguhnya
hati laksana ladang pertanian yang akan mati jika terlalu banyak air.” Selanjutnya,
hadist yang sering disampaikan dalam buku ini, “Tidaklah pernah seorang anak
Adam mengisi bejana yang lebih buruk daripada perutnya sendiri. Oleh karena
itu, cukuplah bagi anak Adam beberapa suap kecil yang dapat menegakkan tulang
punggungnya; jika dia tidak mampu dengan ini, hendaklah diisinya dengan sepertiga
untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk nafasnya.”
Ghazali sangat menekankan tentang pentingnya menjaga
perut agar tetap lapar. Masalahnya, beberapa kisah ulama sufi yang beliau
paparkan menurut saya cenderung berada dalam posisi ekstrem, misalnya mereka
terbiasa tidak makan selama 3 hari. Bahkan ada kisah yang menyebutkan bahwa
seorang ulama sufi sanggup tidak makan selama 60 hari. Hal ini tentu diluar
nalar manusia zaman modern, tapi toh sudah pernah terjadi.
2. Menahan tidur
Menahan tidur dapat menjernihkan keinginan. Ghazali
memaparkan bahwa tidur bisa mengeraskan dan mematikan hati kecuali jika
seseorang tidur hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhannya yang tengah berupaya
menyibak tabir Yang Mahagaib. Tidur berlebihan berarti menghabiskan waktu
dengan sia-sia. Orang harus dapat memanfaatkan saat-saat menjelang subuh untuk
bermunajat, aktivitas yang paling tinggi nilainya dibandingkan tidur yang
merupakan aktivitas paling rendah.
Dalam hal ini, kita sendiri sering mendengar hadist
bahwa Rasulullah Saw sering terjaga di malam hari untuk tahajud sampai kaki
beliau bengkak. Kita sering membaca artikel di media massa maupun internet yang
menyatakan bahwa manusia butuh tidur selama 8 jam sehari. Menurut saya, itu
pendapat yang kurang tepat dan tidak perlu dipraktekan karena dengan begitu 1/3
(sepertiga) hidup kita di dunia akan dihabiskan hanya untuk tidur. Kapan
berkaryanya?
3. Membatasi ucapan
Ada satu hadist yang sangat populer tentang hal ini,
yaitu Rasulullah Saw mewasiatkan kepada kita untuk bicara baik atau diam. Ada
hadist Rasulullah Saw lainnya yang berbunyi, “Barangsiapa menjaga lidahnya, dia
akan diselamatkan.” Banyak kejahatan manusia, misalnya memfitnah, mencerca,
menjilat, berbohong, dan mengutuk, terjadi karena ucapan yang kurang
dipertimbangkan.
Al-Ghazali mengutip pendapat seorang tokoh yang tidak
disebutkan namanya: “Lidah seorang bijak terletak di bawah hatinya, jika dia ingin
bicara, ucapannya akan merujuk pada hatinya, dan jika ucapannya itu selaras,
barulah dia berbicara. Jika tidak, dia akan menutup mulutnya. Namun, hati orang
pander terletak di ujung lidahnya. Kata-kata yang diucapkannya tidak merujuk
pada hatinya, dan apa saja yang ingin diucapkan lidahnya, maka dia pun
mengatakannya.
4. Bersabar terhadap perbuatan orang lain
Bersabar terhadap gangguan orang lain akan membawa
keberhasilan mencapai cita-cita. Sebab tidak ada yang paling sulit bagi seorang
hamba selain bersikap santun ketika dihina dan bersabar terhadap hal-hal yang
menyakitkan. Dalam hal ini, kita juga sering mendengar kisah tentang Rasulullah
Saw. yang selalu diludahi oleh seorang Yahudi ketika akan berangkat ke masjid.
Beliau Saw. yang akhlaknya mulia itu tidak pernah marah, bahkan beliau menjadi
penjenguk pertama ketika si Yahudi itu sakit. Masya Allah…
#Wisma Pakdhe
Tulisan yang bagus, ijin share. Semoga sukses menyertaimu Eden Fazard.
ReplyDeleteSaya teringat dengan sebuah hadist yang menyatakan bahwa islam itu datang sebagai sesuatu yang asing nanti suatu saat islam juga akan asing bukan dari sisi jumlahnya tapi dari tata nilai yang terkandung dalam ajaran islam. 4 hal yang terangkum dalam MMJ adalah nilai-nilai dalam ajaran islam yang sudah jarang kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Semoga kita diberi kekuatan untuk bisa mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari, yang pada klimaksnya kita bisa menaklukkan jiwa.
ReplyDeleteHanya kepada allah semuanya dikembalikan...segala puji bagi allah yang maha segalanya....aminn
ReplyDelete