Setiap fase kehidupan memiliki
batas-batasnya. Sebelum beralih ke fase yang lain, manusia wajib melewati batas
tersebut. Di tiap tapal batasnya, berlaku ujian dari setiap pelajaran yang
sudah diperoleh selama manusia berada pada fase tersebut. Ujian ini tidak
ringan. Berat. Bahkan sangat berat. Tapi meski demikian, tiap manusia harus
tetap menghadapinya karena jika tidak, dia akan mengalami “gangguan-gangguan” (disorder)
dalam hidupnya. Ujian ini juga sebenarnya tidak bisa diabaikan, karena dia akan
terus datang sampai dia mampu menaklukannya.
Pada masanya ujian itu datang, dia
dapat merasakan sakit yang luar biasa. Jangan lari! Hadapilah ujian itu dengan
sikap layaknya perwira. Keperihan, duka, nestapa, dan putus asa memang pasti
kau temui. Menjambak jiwa hingga koyak. Membakar hati hingga hangus. Gosong. Mengguncang
nurani dan logika. Hingga terlintas pikiran, “Untuk apa kebaikanku selama ini?
Setelah semua budi yang mulia, inikah yang aku dapatkan? Tidak setimpal!”
Ah, manusia memang makhluk yang
suka berkeluh kesah. Tenanglah kawan, selama iman tetap membelit jiwamu, tidak
ada yang patut kau cemaskan dari ujian itu. Yang perlu kau lakukan hanyalah
menuruti skenario-Nya. Sabarilah sakit yang bertubi karena tidak mungkin kesakitan
yang kau sabari itu disia-siakan oleh-Nya. Pasti Dia balas dengan kebahagiaan.
Hingga dadamu membuncah. Hingga hatimu bersuka cita. Dan kau temukan jiwamu
lebih tangguh dari sebelumnya.
Selamat menempuh proses
pendewasaan.
#perpus pusat UGM lantai 3
0 comments:
Post a Comment