Berikut tulisan saya yang diterbitkan di thecolumnist.id
Riyadh baru beranjak malam saat saya tiba di bandara King
Khalid satu bulan lalu. Di depan saya ada puluhan wanita yang sedang antri
melewati pintu imigrasi. Sebagian besar berusia muda, sekira 20-30 tahunan.
Tapi ada pula diantara mereka yang rasanya sudah pantas menyandang gelar nenek.
Lelah dan penat karena
perjalanan Jakarta – Riyadh yang tidak singkat, 7.353 km berdasarkan google
map, terlukis jelas di wajah mereka. Raut bingung dan gerak langkah yang tidak
pasti menyiratkan kesan bahwa sebagian dari mereka adalah orang baru. Bahasa
daerah yang kental seolah menjadi penegas bahwa mereka berasal dari pelosok
desa.
“Yang berbaris disana itu
semua pembantu Indonesia” teriak seorang petugas imigrasi Arab Saudi kepada
temannya sesama petugas. Tentu menggunakan bahasa Arab. Kalimat itu singkat
tapi bagai sembilu yang menyayat. Saya yang berdiri tidak jauh dari si petugas
tertegun cukup lama demi memaknai kalimat tersebut.
Selengkapnya kunjungi halaman ini https://thecolumnist.id/artikel/melankolia-tkw-indonesia-240
0 comments:
Post a Comment