Berikut adalah tulisan saya yang dimuat di detik.com
Kloter pertama jamaah haji Indonesia telah berangkat ke tanah suci pada
Sabtu 6 Juli 2019 lalu. Pada penerbangan perdana tersebut, jamaah haji
Indonesia terbagi menjadi 4 kloter dari total 529 kloter yang rencananya akan
diberangkatkan. Jumlah jamaah haji Indonesia sendiri tahun ini mengalami
peningkatan menjadi 231.000 karena adanya penambahan kuota haji sebanyak 10.000.
Mengurus jamaah dalam jumlah sebesar itu tentu bukan perkara mudah. Apalagi
jamaah haji Indonesia juga akan bergabung dengan jamaah haji dari seluruh dunia
yang jumlahnya lebih dari 2 juta orang. Semuanya akan tumplek bleg di
satu tempat. Kesalahan sekecil apapun sudah semestinya dihindari agar tidak
terjadi kekacauan yang berefek domino. Maka pengelolaan haji yang rapi menjadi
mutlak diperlukan.
Beruntung Indonesia telah memiliki pengalaman puluhan tahun dalam
pengelolaan jamaah haji. Selama di tanah suci, para jamaah haji Indonesia akan
didampingi oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH). Dengan tiga tugas
pokok yang meliputi pembinaan, pelayanan, dan perlindungan, PPIH diharapkan
menjadi ujung tombak penyelenggaraan ibadah haji yang aman dan nyaman, untuk
kemudian mempermudah jamaah memperoleh haji yang mabrur.
Sebagai orang yang pernah menjadi petugas haji, melayani jamaah haji
Indonesia memiliki tantangan tersendiri karena jumlahnya yang sangat besar,
bahkan paling besar diantara negara-negara lain. Meskipun begitu, kondisi ini
juga merupakan kesempatan emas untuk mengenal wajah nusantara. Bisa dibilang
musim haji menjadi waktu yang sangat tepat untuk memahami psikologi orang
Indonesia dan mengamati perbedaannya dengan jamaah haji dari negara lain,
karena di musim inilah perilaku-perilaku mereka yang alami dan orisinil dapat
ditemukan.
Selengkapnya baca disini:
0 comments:
Post a Comment