Si Putih. Sebut saja demikian.
Itu bukan nama sapi, apalagi anjing. Itu julukan untuk laptop saya. Eh bukan laptop,
tapi netbook merek Samsung tipe NC108. Usianya sudah tujuh tahun tiga bulan
dan hingga kini masih aktif saya pakai setiap hari. Sebagai barang elektronik
zaman now, usia Si Putih terbilang cukup panjang dengan performa yang masih
oke. Selama kurun waktu itu, saya tidak pernah mendapati Si Putih sakit keras.
Baterainya pun masih lumayan, kuat dipakai hingga tiga jam.
Satu-satunya penyakit yang
menimpa Si Putih adalah adanya lingkaran hitam yang berada di pojok kanan layar.
Persis mirip black hole. Teman saya sering meledek untuk tidak terlalu dekat
dengan lingkaran tersebut karena khawatir tersedot, haha. Lingkaran itu muncul
setelah Si Putih jatuh menghentak dari ketinggian satu meter. Awalnya hanya
titik-titik kecil di beberapa bagian, kemudian menyebar dan jadilah bentuknya
seperti sekarang. Tetapi untungnya black hole itu tidak menghalangi pandangan
saya dan tidak mengganggu kinerja sama sekali.
Si Putih dengan black hole-nya |
Si Putih saya beli tepat di akhir
semester enam, yaitu ketika saya akan mengikuti program pertukaran pelajar di
Belanda di semester tujuh. Saat itu saya khawatir tidak menemukan rental
komputer di sana sehingga saya minta ke ibu untuk dibelikan laptop, haha. Tetapi
saya kira saat itu memang saat yang sangat tepat untuk membeli laptop karena
setelah dari Belanda saya langsung bergelut dengan skripsi.
Ibu mentransfer uang ke saya tiga
juta. Dengan uang itu saya langsung berangkat ke El’s Computer yang terletak di
Jalan C. Simanjuntak daerah Terban dekat Mirota Kampus. Dengan mahar 2,8 juta,
saya bisa memboyong Si Putih ke kamar kost.
Saya ingat betul saat itu saya
menggunakan sepeda saya menuju toko itu. Jarak dari kostan ke toko memang tidak
terlalu jauh, tidak sampai dua kilometer, tetapi jalannya agak menurun. Dari
kost ke toko menurun, sedangkan dari toko ke kost menanjak. Tetapi karena saat
itu saya memboyong “mainan baru”, lelah akibat kondisi jalan yang menanjak ketika
pulang pun teralihkan dengan suka cita mendapatkan Si Putih.
Bersama Si Putih, saya telah
melewati berbagai suka dan duka. Melalui Si Putih pula, saya menumpahkan ide
untuk skripsi dan tesis sehingga dapat menghasilkan gelar sarjana dan master.
Rasanya sudah banyak sekali jasa Si Putih bagi saya.
Sebenarnya sudah beberapa kali muncul
keinginan untuk membeli laptop baru. Apalagi jika melihat spesifikasi komputer
untuk software-software terkini sudah semakin tinggi. Biar bagaimanapun,
Si Putih yang berasal dari generasi lampau akan kewalahan jika berhadapan
dengan software (apalagi operating system) paling mutakhir. Tetapi
niat itu masih belum saya laksanakan karena saya pikir Si Putih masih cukup
bugar untuk sekedar melaksanakan tugas Office, yang menjadi perangkat utama
saya dalam bekerja. Dan alasan terpenting mengapa saya masih mempertahankan
laptop ini adalah karena laptop ini salah satu kenangan dari ibu saya. Saya
berharap kebaikan-kebaikan yang muncul dari laptop ini akan mengalir juga
pahalanya bagi beliau.
#Asrama Mahasiswa King Saud
University, Riyadh
0 comments:
Post a Comment