September 24, 2018

Si Putih

Si Putih. Sebut saja demikian. Itu bukan nama sapi, apalagi anjing. Itu julukan untuk laptop saya. Eh bukan laptop, tapi netbook merek Samsung tipe NC108. Usianya sudah tujuh tahun tiga bulan dan hingga kini masih aktif saya pakai setiap hari. Sebagai barang elektronik zaman now, usia Si Putih terbilang cukup panjang dengan performa yang masih oke. Selama kurun waktu itu, saya tidak pernah mendapati Si Putih sakit keras. Baterainya pun masih lumayan, kuat dipakai hingga tiga jam. 

Satu-satunya penyakit yang menimpa Si Putih adalah adanya lingkaran hitam yang berada di pojok kanan layar. Persis mirip black hole. Teman saya sering meledek untuk tidak terlalu dekat dengan lingkaran tersebut karena khawatir tersedot, haha. Lingkaran itu muncul setelah Si Putih jatuh menghentak dari ketinggian satu meter. Awalnya hanya titik-titik kecil di beberapa bagian, kemudian menyebar dan jadilah bentuknya seperti sekarang. Tetapi untungnya black hole itu tidak menghalangi pandangan saya dan tidak mengganggu kinerja sama sekali.

Si Putih dengan black hole-nya
Si Putih saya beli tepat di akhir semester enam, yaitu ketika saya akan mengikuti program pertukaran pelajar di Belanda di semester tujuh. Saat itu saya khawatir tidak menemukan rental komputer di sana sehingga saya minta ke ibu untuk dibelikan laptop, haha. Tetapi saya kira saat itu memang saat yang sangat tepat untuk membeli laptop karena setelah dari Belanda saya langsung bergelut dengan skripsi.

Ibu mentransfer uang ke saya tiga juta. Dengan uang itu saya langsung berangkat ke El’s Computer yang terletak di Jalan C. Simanjuntak daerah Terban dekat Mirota Kampus. Dengan mahar 2,8 juta, saya bisa memboyong Si Putih ke kamar kost.

Saya ingat betul saat itu saya menggunakan sepeda saya menuju toko itu. Jarak dari kostan ke toko memang tidak terlalu jauh, tidak sampai dua kilometer, tetapi jalannya agak menurun. Dari kost ke toko menurun, sedangkan dari toko ke kost menanjak. Tetapi karena saat itu saya memboyong “mainan baru”, lelah akibat kondisi jalan yang menanjak ketika pulang pun teralihkan dengan suka cita mendapatkan Si Putih.

Bersama Si Putih, saya telah melewati berbagai suka dan duka. Melalui Si Putih pula, saya menumpahkan ide untuk skripsi dan tesis sehingga dapat menghasilkan gelar sarjana dan master. Rasanya sudah banyak sekali jasa Si Putih bagi saya.

Sebenarnya sudah beberapa kali muncul keinginan untuk membeli laptop baru. Apalagi jika melihat spesifikasi komputer untuk software-software terkini sudah semakin tinggi. Biar bagaimanapun, Si Putih yang berasal dari generasi lampau akan kewalahan jika berhadapan dengan software (apalagi operating system) paling mutakhir. Tetapi niat itu masih belum saya laksanakan karena saya pikir Si Putih masih cukup bugar untuk sekedar melaksanakan tugas Office, yang menjadi perangkat utama saya dalam bekerja. Dan alasan terpenting mengapa saya masih mempertahankan laptop ini adalah karena laptop ini salah satu kenangan dari ibu saya. Saya berharap kebaikan-kebaikan yang muncul dari laptop ini akan mengalir juga pahalanya bagi beliau.

#Asrama Mahasiswa King Saud University, Riyadh

0 comments:

Post a Comment