Musim haji telah tiba. Jamaah dari berbagai penjuru dunia berkumpul di Mekkah untuk melaksanakan rukun Islam kelima tersebut. Indonesia menjadi salah satu negara yang paling banyak mendatangkan jamaah dengan total sekitar 221.000 orang. Jumlah segitu banyak tentu harus diatur sebaik mungkin untuk menghindari kejadian luar biasa. Oleh karena itu, pemerintah Republik Indonesia merekrut tenaga musiman (temus) sebagai pendukung penyelenggaraan ibadah haji di Arab Saudi.
Saya sendiri sudah tiga kali menjadi temus. Ini adalah salah satu berkah kuliah di Arab Saudi, bisa mengikuti temus tiap tahun, di saat mahasiswa dari negara Timur Tengah lain hanya boleh satu kali karena harus bergantian dengan mahasiswa lain. Sedangkan mahasiswa Arab Saudi tidak perlu bergantian karena peluang menjadi temus dibuka selebar-lebarnya untuk mereka yang tinggal di dalam negeri (Arab Saudi).
Apa untungnya menjadi temus? Keuntungan yang paling utama tentu bisa berhaji dengan gratis. Di saat orang lain harus menyiapkan uang puluhan juta dan menunggu puluhan tahun, petugas temus dapat berhaji langsung tanpa mengeluarkan uang. Bahkan sebaliknya, para petugas temus ini justru dibayar karena mereka bertugas melayani jamaah.
Mengingat menariknya kesempatan ini, maka tidak heran kalau banyak orang (baik mukimin maupun mahasiswa) yang ingin menjadi temus. Tahun ini saja (2018) ada sekitar 1800 orang yang mendaftar (khusus di Kantor Urusan Haji Jeddah), tapi hanya sekitar 500 orang yang diterima. Untuk menjadi petugas temus, ada beberapa tahapan seleksi yang harus peserta lalui, diantaranya adalah seleksi berkas, tes tulis, wawancara dan praktek (uji kompetensi).
Mereka yang lolos seleksi harus mendaftar ulang dan mengikuti orientasi di Kantor Urusan Haji Jeddah selama tiga hari. Orientasi biasanya dilaksanakan berdekatan dengan masa operasional, sehingga begitu orientasi selesai, petugas langsung bekerja di daerah kerjanya (Daker) masing-masing, ada yang di Daker Mekkah, Daker Madinah, dan Daker Bandara.
Selama tiga tahun mengikuti temus, saya selalu ditempatkan di Daker Mekkah. Tidak pernah sekalipun di Daker yang lain. Tetapi saya sendiri memang berharap demikian karena Daker Mekkah-lah yang masa operasionalnya paling singkat, yaitu hanya 60 hari. Dengan begitu saya tidak akan bolos kuliah terlalu lama karena biasanya perkuliahan telah dimulai dua pekan setelah Idul Adha (hari ke 50-an operasional temus). Adapun operasional Daker Madinah dan Daker Bandara biasanya sekitar 72 hari, tentu akan sangat telat sekali jika saya bertugas di sana.
#sembari menunggu jamaah kloter BPN 12
#Mekkah Al-Mukarromah Hotel Aseel Al-Qeemah 2 (Rumah Nomor 122)
0 comments:
Post a Comment