January 19, 2016

Dauroh di Mekkah


Saya baru saja mengikuti dauroh. Sebuah dauroh singkat di Mekkah al-Mukarromah selama empat hari. Yah, sebenarnya program daurohnya hanya tiga hari karena hari pertama kami “hanya” melakukan umroh.

Meskipun cukup singkat, tapi bagi saya pribadi ada banyak sekali manfaat yang bisa saya ambil dari dauroh tersebut. Pertama, saya diperjalankan oleh Allah bersama para assatidz dari Riyadh hingga ke Mekkah dan melakukan umroh bersama mereka di sana. Perlu diketahui bahwa sebagian besar panitia dauroh tersebut berasal dari Riyadh. Kebalikan dari itu, peserta dauroh dari Riyadh sangat sedikit, yaitu hanya delapan orang sedangkan yang lain berasal dari Universitas Islam Madinah, Qossim, dan Mekkah yang totalnya lebih dari 70 orang.
Ilustrasi Dauroh (sumber : alweeam.com.sa)
Mengapa melakukan safar bersama para assatidz saya sebut sebagai manfaat? Yah, karena dengan begitu saya semakin mengetahui akhlak-akhlak mereka yang indah. Bagaimana cara mereka memperlakukan orang lain, bersabar dalam menghadapi sesuatu yang tidak disukai, serta menempatkan kepentingan kelompok sebagai prioritas. Hal ini yang akan sulit saya observasi pada hari-hari biasa, terutama bagaimana cara mereka berinteraksi dengan keluarga mereka sendiri.

Besarnya manfaat melakukan safar bersama bahkan sampai membuat Umar bin Khattab mengatakan bahwa kita tidak bisa dikatakan mengenal akhlak seseorang jika kita (salah satunya) belum bersafar bersama mereka.

Ada pengalaman menarik saat safar kemarin. Di tengah perjalanan, kami istirahat untuk sholat dan makan. Sholat dipimpin oleh salah satu ustadz yang Hafidz Qur’an (hafal qur’an 30 juz). Saya mendengar suaranya begitu merdu, tartil dan tenang. Masya Allah, saya merinding mendengar suaranya. Bahkan ketika sholat selesai, ada satu orang Arab yang menghampiri beliau dan memuji suara beliau serta menyuruh anaknya untuk mencium tangan beliau. Masya Allah, orang Arab saja sampai memberikan penghormatan yang begitu tingginya. Yang lebih menarik lagi, kalau saya memperhatikan Sang Ustadz tersebut di kesehariannya, beliau tampak biasa saja. Bersahaja. Seperti tidak ada yang spesial. Tidak ada yang menggembar-gemborkan bahwa beliau hafidz dan memiliki suara yang indah. Ah, semoga banyak pribadi serupa beliau yang saya temui kedepannya.

Manfaat kedua dari dauroh tersebut, saya bisa duduk semajelis dengan para mahasiswa dari universitas-universitas yang memang konsentrasi di bidang ilmu syar’i seperti mahasiswa dari Universitas Islam Madinah, Universitas Ummul Qura’, dan Universitas Qossim. Dengan begitu, saya bisa mendapatkan ghirah yang semakin besar untuk belajar ilmu syar’i, mudah-mudahan akan berguna bagi diri saya pribadi, keluarga, serta masyarakat..

Saya juga bisa ketularan semangat mereka yang menggebu-gebu. Bagaimana tidak menggebu-gebu, bahkan ketika makan pun topik pembicaraan mereka adalah tafsir al-Qur’an. Masya Allah. Selain itu, dengan berada satu majelis dengan mereka membuat saya tampak sangat “kecil”. Wawasan keislaman mereka sangat dalam dan hafalan mereka juga sangat banyak, baik hafalan Qur’an maupun hadits. Setidaknya hal ini cukup menyentil saya untuk meningkatkan hafalan.

Bertambahnya kemampuan Bahasa Arab menjadi manfaat selanjutnya dari dauroh tersebut, apalagi beberapa kajian dalam dauroh itu diisi oleh dosen dari Ummul Qura, bahkan ada juga dari Imam Tarawih Masjidil Haram. Kosakata saya semakin bertambah, terutama kosakata yang berhubungan dengan ilmu syar’i. Perlu diketahui bahwa pembelajaran di Ma’had Lughoh KSU memiliki materi pembelajaran yang cenderung ke kehidupan umum. Sisi Islamnya justru tidak terlalu banyak sehingga kosakata yang saya hafal dari Ma’had justru lebih banyak tentang hal umum. Saya sendiri sangat kesulitan untuk memahami kajian atau khutbah Jum’at karena istilah-istilahnya berbeda dengan yang saya pelajari di Ma’had.

Manfaat lainnya tentu masih banyak lagi, sampai saya kebingungan harus menuliskan apa, hehe. Yang pasti, saya sangat beruntung bisa mengikuti dauroh tersebut dan sangat tertarik untuk mengikuti program serupa di kemudian hari.

#Asrama 27

4 comments:

  1. salam..permisi ustad, afwan apakah saya bisa minta no WA antum atau email?u minta informasi terkait dengan daurah di ummul qura, untuk tahun 2017 ini kapan ya dibuka?..syukran wassalam'

    ReplyDelete
  2. NO WA DAN HP SAYA 081542210506. SYUKRAN. WASSALAM

    ReplyDelete
  3. Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh

    Ust Muhandis, afwan saya kurang tau untuk jadwal dauroh di Ummul Qura karena dauroh yang saya ikuti dulu bukan program dari Ummul Qura

    ReplyDelete