September 13, 2015

Riyadh: Sebuah Perjalanan


Alhamdulillah saya sudah tiba di Riyadh. Banyak sekali yang ingin saya tuliskan terkait persiapan saya menuju Riyadh, dari mulai mengurus visa sampai benar-benar tiba di Bandara King Khalid, Riyadh. Tapi karena masih ada banyak keperluan yang harus diurus, maka hal itu belum bisa saya lakukan. Dalam tulisan ini, saya hanya ingin menceritakan keberangkatan saya dari Jakarta menuju Riyadh.

Bisa saya simpulkan keberangkatan saya kemarin sangat mendadak. Bayangkan, saya diberi tiket oleh King Saud University (KSU) Senin sore (31 Agustus) dan tiket pesawatnya bertanggal 02 September. Artinya, saya hanya punya waktu kurang dari dua hari untuk mempersiapkan semuanya. Padahal waktu itu saya masih berada di Jogja. Untung saat itu saya memang benar-benar sudah siap pulang ke Jakarta, jadi tidak perlu repot-repot mencari tiket pulang. Akhirnya, selama perjalanan di kereta itu saya koordinasi dengan keluarga untuk meminta bantuan mereka mempersiapkan keberangkatan saya. Apa yang bisa dikerjakan lebih dulu, maka mereka kerjakan.

Perjalanan dari Jogja ke Jakarta saya tempuh dengan menggunakan kereta api. Tiba di Stasiun Senen sekitar pukul 12 malam. Dari stasiun, sebenarnya saya agak bingung juga mau naik apa untuk sampai ke rumah. Bis kota jelas sudah tidak beredar. Transjakarta harus pakai kartu yang lumayan mahal. Taksi jelas lebih mahal. Bermalam di stasiun hanya akan membuang waktu. Aha, saat itu saya kepikiran gojek. Sempat agak ragu, apakah gojek masih beredar atau tidak jam segitu, tapi saya coba order melalui hp dan alhamdulillah masih ada. Akhirnya saya sewa dua gojek, yang satu untuk membawa barang bawaan mengingat barang bawaan saya sangat banyak, dan satu lagi untuk mengangkut saya. Alhamdulillah bisa sampai di rumah dengan selamat.

(Duh, jadi inget, saya juga sebenarnya ingin menuliskan saat-saat terakhir berada di Jogja, kota yang sangat berat untuk ditinggalkan. Semoga ada kesempatan menuliskannya)

Setelah istirahat sebentar, paginya saya langsung tancap gas untuk mempersiapkan semuanya. Mondar-mandir kesana kemari untuk membeli barang-barang yang perlu dibawa. Bisa dibilang itu adalah hari tersibuk saya karena sejak pagi, siang, sore, malam, sampai pagi lagi saya masih mengurus semua persiapan, termasuk berpamitan ke paman, bibi, dan saudara-saudara lainnya. Mereka banyak sekali membantu persiapan saya. Saya merasa sangat berhutang budi kepada mereka.

Pesawat saya take off jam 16.55 WIB. Oya, maskapai yang dipesan oleh KSU adalah Qatar Airways, bintang 5, sama seperti Garuda. Saya berangkat dari rumah jam 13.00. Ada lumayan banyak tetangga yang melepas kepergian saya, maklum lah saya kan orang kampung, hehe. Terus mampir sebentar di rumah paman untuk pamitan lagi. Duh, paman saya pake nangis segala. Jujur saya tidak kuat kalau melihat orang nangis, apalagi menangisi saya. Sontak air mata ini meleleh dengan sendirinya. Setelah pamitan, kami langsung meluncur ke Bandara Soekarno Hatta.

Tiba di bandara sekitar jam 14.30. Saya langsung bawa barang bawaan untuk dimasukkan ke bagasi pesawat. Masih ada waktu sekitar satu jam untuk bercengkrama dengan keluarga. Ah,  ini saat-saat yang sangat berat. Saya membayangkan ibu saya. Dulu waktu pergi ke Belanda, beliau mengantar saya sampai ke bandara. Menunggui saya sampai menjelang waktu boarding. Sekarang beliau tidak ada. Hanya ada bapak yang menemani. Masya Allah… sulit bagi saya menggambarkan perasaan saya saat itu.

Ketika waktu boarding tiba, saya pamitan lagi dengan keluarga yang mengantar. Saya peluk satu persatu mereka. Kalau saat itu saya mengedepankan perasaan, rasanya saya ingin batalkan saja kepergian saya, pulang ke rumah dan berkumpul lagi bersama keluarga. Tapi tidak mungkin saya melakukan hal itu. Konyol sekali rasanya.

Selama berada di boarding gate, perasaan saya terasa lumpuh (emotionally paralyzed). Tidak saya sangka waktu berjalan secepat ini. Saya sudah harus pergi lagi meninggalkan keluarga. Setelah tujuh tahun berkelana di Jogja, kini saya pergi ke tempat yang lebih jauh lagi selama jangka waktu yang saya sendiri tidak tahu berapa lama. Semua berjalan sangat cepat. Benar-benar cepat. Baru kemarin rasanya berlebaran bersama mereka, kini sudah harus saya tinggalkan lagi. Masya Allah…

Rute penerbangan saya adalah Jakarta – Doha – Riyadh. Saya duduk bersebelahan dengan seorang wanita Filipina. Awalnya saya kira dia orang Indonesia, tapi ternyata bukan. Duh, pakaiannya bikin risih, celananya sangat pendek. Dia katanya sudah tujuh tahun di Indonesia, tapi bahasa Indonesianya masih acak adut. Saat itu dia mau ke London untuk bertemu dengan suaminya.

Saya tiba di Doha sekitar pukul 21.30 waktu Doha (sekitar jam 01.30 WIB). Transit di Doha tiga jam, kemudian berangkat lagi ke Riyadh jam 1.10 waktu Doha. Di jadwal, pesawat seharusnya tiba di Riyadh jam 2.35, tapi entah kenapa kemarin rasanya lebih cepat, jam 02.10 sepertinya pesawat sudah landing. Langsung saja saya menuju imigrasi. Ada sedikit permasalahan di imigrasi, tangan saya tidak bisa terdeteksi untuk sidik jari. Saya diminta pergi ke WC untuk cuci tangan. Petugas imigrasinya jutek sekali dan tidak mau berbahasa Inggris.

Setelah cuci tangan, saya datangi lagi petugas itu. Alhamdulillah sekarang sudah bisa dan saya dipersilahkan masuk. Saya langsung mencari koper saya. Lama sekali saya menunggu sampai akhirnya saya pindah ke tempat koper yang lain, ternyata kopernya ada di sana. Sekitar jam 03.15 semua urusan baru selesai.

Ketika saya keluar, saya dipanggil oleh orang kulit hitam yang membawa tulisan “King Saud University”. Ini pasti utusan dari kampus. Dia memperkenalkan diri, namanya Daud dan ada satu lagi temannya, namanya Khader dari Yaman. Khader ini mahasiswa S3 Psikologi, tapi dia tidak bisa berbahasa Inggris. Saya diberi kartu oleh Daud. Saya kira itu kartu mahasiswa, ternyata kartu untuk makan di kantin.

Pak Mubasyir, koordinator yang membantu mahasiswa baru, mengatakan bahwa akan ada mahasiswa Indonesia yang menjemput saya. Tapi saat itu kata Daud dia tidak melihat mahasiswa Indonesia dari tadi. Akhirnya saya tunggu mahasiswa Indonesia yang katanya mau menjemput saya. Toh Daud dan Khader juga masih menunggu satu mahasiswa lagi yang belum datang.

Sekitar pukul 04.00, datanglah tiga orang mahasiswa Indonesia yang menjemput saya, mereka adalah Byan, Faruq, dan Pak Andi. Melihat saya dijemput oleh teman-teman Indonesia, Daud kemudian mempersilahkan saya jika ingin pulang duluan. Saya sebenarnya tidak enak jika meninggalkan Daud dan Khader karena mereka telah menjemput saya, tapi karena badan saya juga sudah sangat capek dan mata sudah sangat ngantuk, akhirnya saya pulang duluan meninggalkan Daud dan Khader yang masih menunggu mahasiswa baru.
Tiba di Bandara King Khalid, Riyadh
Setelah sholat Subuh di bandara, saya langsung dibawa ke asrama 27 oleh ketiga mahasiswa Indonesia itu. Asramanya berada di lingkungan kampus dan sangat dekat dengan kantin mahasiswa. Saya dipersilahkan menempati kamar sementara. Ada lumayan banyak mahasiswa Indonesia yang datang ke kamar saat itu. Saya baru bisa istirahat sekitar pukul 07.00.

Alhamdulillah, akhirnya sampai juga di Riyadh.

#Sakan 27, kamar 224

4 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh...

    Kayf haaluk yaa akhi eden? Ana mau sedikit bertanya. InsyaAllah ana mendapatkan beasiswa dr KSU, dan sedang menunggu LoA dan Calling Visa. Kira2 brp lama waktu dr submit data yg diminta KSU hingga LoA dan calling Visa keluar? Sejauh ini sdh 2 bln LoA blm juga dirilis.

    Syukron wajazaakumullahukhairan atas informasi antum.

    ReplyDelete
  3. Wa'alaikum warahmatullahi wabarakatuh...

    Ahlan Mas Ichsan. Afwan baru sempat balas karena baru selesai ujian.

    Kalau boleh tau, Mas Ichsan diterima di jurusan apa? Sebagai mahasiswa saja atau mahasiswa+peneliti? Karena beda visanya nanti. Kalau statusnya mahasiswa murni, mungkin agak lama karena banyak proses yang dilalui di kementerian disini. 'Alaa kulli hal, saya tidak bisa memastikan berapa lamanya waktu yang dibutuhkan untuk keluarnya visa. Jadi ditunggu saja dulu. Kalau bisa, sebaiknya antum kirimkan email ke kampus dan menerangkan kondisi antum. Semoga dengan begitu bisa lebih dipercepat.

    Afwan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Syukron atas balasnnya akhiy...

      Ana diterima di Jurusan Food. Technology, untuk status student atau student plus nya ana blm tahu. Ana sdh pernah email ke usr@ksu dan dgsad@ksu tp tdk ada respon...

      Syukron.

      Delete