وأصبح فؤاد أم موسى فارغا إن كادت لتبدي
به لولا أن ربطنا على قلبها لتكون من المؤمنين
“Dan menjadi kosonglah hati
ibu Musa. Sesungguhnya hampir saja ia menyatakan rahasia tentang Musa, seandainya
tidak Kami teguhkan hatinya, supaya ia termasuk orang-orang yang percaya
(kepada janji Allah).”
Setiap manusia pernah mengalami
pengalaman yang membuat trauma. Ada yang merasa sakit karena kehilangan orang
yang dicintai. Ada yang sakit karena mendengar ucapan orang yang kita cintai,
misalnya perkataan yang diucapkann oleh orangtua kita, anak kita atau yang
diucapkan oleh pasangan kita. atau teman kita. Ada juga yang sakit karena mengalami
kejadian yang membuat trauma, seperti kehilangan pekerjaan, kehilangan rumah
atau bahkan yang lebih buruk lagi.
Beberapa orang di dunia ini hidup
dalam keadaan yang memilukan yang tak dapat kita bayangkan penderitaannya.
Beberapa anak hidup menderita, yang mungkin tidak bisa kita bayangkan jika anak
kita yang mengalaminya. Itulah kenyataan yang dihadapi oleh beberapa orang.
Ayat 10 dalam surat al-Qashash ini
adalah ayat yang sangat memberikan harapan, karena bila seseorang terluka perasaannya,
mereka merasa tak akan dapat sembuh dan tak bisa kembali menatap hidup lagi.
Ibunda Musa dihadapkan dengan
ujian yang amat luar biasa berat. Ia harus menaruh bayinya di air. Seorang ibu
harus menaruh bayinya di air! Itu bukanlah hal yang dapat dibayangkan oleh
seorang ibu. Dia hanya punya 2 pilihan, melihat anaknya disembelih oleh tentara
Fir’aun di depan matanya atau menaruh anaknya di keranjang yang belum teruji
anti air. Dan akhirnya ia memilih menjatuhkan keranjang itu ke sungai.
Ibunda Musa menaruh bayinya ke
sungai atas ilham yang diberikan Allah karena sesungguhnya perasaannya tak
mampu melakukannya. Oleh karena itu, Allah bantu ia melakukannya. Allah
berkata:
“Dan menjadi kosonglah hati
Ibu Musa”
Hati Ibunda Musa menjadi kosong
karena rasa trauma melepas anaknya pergi mengalir di sungai dan tidak
bersamanya lagi. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi padanya, apakah ia akan
tenggelam? Apakah ia akan tertangkap oleh tentara Fir’aun? Apakah keranjangnya
akan terbalik? Ia tidak tahu. Hal terburuk mungkin terlintas di pikirannya. Maka
dari itu hati Ibunda Musa menjadi kosong.
Ketika seseorang mendengar kabar
buruk dan matanya mulai menatap kosong, yang kemudian membuatnya tak bisa berbicara,
cuma bisa diam, perasaannya lumpuh. Itulah kondisi yang dihadapi Ibunda Nabi
Musa ‘alaihi salam saat itu.
Dia hampir berlari dan berteriak,
“Itu bayi saya, itu bayi saya”. Tapi kalau ia teriak, maka bayinya akan
dibunuh.
Kemudian Allah berkata:
“Seandainya tidak Kami
teguhkan hatinya”
Jika tidak Allah ikat hatinya.
Jika tidak Allah jaga hatinya. Allah jadikan hatinya yang tadinya bergejolak
(fuad) dan di ayat yang sama, Allah gunakan kata lain dari “fuad” yaitu “qalb”,
lalu Allah jadikan hatinya tenang. Membuatnya kembali ke kondisi normal. Allah
katakan bahwa Dia mampu melakukannya.
Ada orang-orang yang hatinya
mengalami trauma, dan ia tak bisa pulih. Kenapa tak bisa? Karena Allah tak
melepaskan hatinya. Allah belum melepasnya. Terkadang manusia memang tak
memiliki kemampuan untuk pulih dari kondisi ini, tapi dari ayat ini kita tau
bahwa Allah dapat menyembuhkannya.
Mungkin ada orang yang berkata,
“Perasaan saya tak bisa untuk memaafkan kamu”, tapi Allah bisa jadikan hatimu
mampu melakukannya. Mungkin ada orang yang berfikir, “Saya sangat terpukul atas
apa yang terjadi, tidak mungkin saya bisa kembali ke kehidupan saya”, tapi keimanan
kita kepada Allah cukup untuk membuat kita kembali pada hidup kita.
Allah berfirman dalam ayat yang
sama:
“jika tak kami teguhkan
hatinya, supaya ia termasuk orang-orang yang percaya”
Ibu mana yang tidak trauma bila
melihat bayinya dihanyutkan di sungai dan tak bisa melihanya lagi? Bagaimana
dia bisa pulih kalau tanpa campur tangan Allah? Tak hanya bisa pulih, tapi ia
juga bisa berpikir jernih setelahnya untuk kemudian mengirim saudarinya untuk
mencari tahu Musa. Ia sama sekali tak akan bisa berpikir jika Allah tak campur
tangan.
Seperti halnya Ibunda Musa, Allah
juga akan turut campur tangan atas kondisi perasaan kita. Ibunda Musa bukanlah
seorang nabi, namun ia adalah orang yang beriman. Artinya, ini kesempatan bagi
kita juga. Apapun trauma yang kamu hadapi, ketahuilah bahwa Allah dapat campur
tangan untuk memberi ketenangan dalam pikiran dan hatimu. Dan Allah pun dapat
memberimu kedamaian lagi. Apakah itu kegelisahan, ketakutan, kesedihan atau
kemarahan, apapun perasaan atau kejadian yang melukaimu, Allah dapat
menghilangkan luka itu sepenuhnya.
Semoga Allah dapat memberi kita
kekuatan di hati sehingga dapat menjadikan kita orang yang benar-benar beriman,
yang hidup dalam kondisi spiritual dan emosi yang sehat.
(Materi tulisan diambil dari
Kajian Ustadz Nouman Ali Khan
#Riyadh, Saudi Arabia
0 comments:
Post a Comment