Kajian Jelajah Hati
Tempat : Pesantren Mahasiswi Daarush Sholihat
Pemateri: Ustadz Syatori Abdurrouf
Hari/Tanggal: Kamis, 07 Januari 2010
Tema: Sakaratul Maut (Tafsir Surat Al-Fajr)
Hidup adalah pilihan. Amal-amal
kita selama hidup di alam fana, adalah pilihan untuk hidup kita di alam baqa.
Surat Al-Fajr menghadirkan dua pilihan untuk kita. Pertama, “Aduh, kalau saja
aku mengerjakan (kebaikan untuk hidupku ini” (al-Fajr: 24). Kedua, “Wahai
jiwa-jiwa yang tenang..” (al-Fajr: 27-30).
Dari situ, kita harus mulai
memahami apa itu makna “penting”. Sesuatu dikatakan penting manakala memberikan
manfaat untuk hidup kita sesudah mati. Dengan demikian, menonton sepak bola,
sinetron, main game, dan sebagainya tidak bisa diklasifikasikan sebagai hal
yang “penting”.
Hidup ini cuma sekejap, tapi
beresiko. Karena itu, hiduplah untuk kematianmu dan matilah untuk kehidupanmu
agar saat Dia Yang Maha Hidup mematikanmu, membuatmu merasakan hidup yang
sesungguhnya.
Hidup ini cuma sekali sehingga
tidak mungkin jika kita mengelolanya dengan manajemen untung-untungan. Kematian
tidak hanya merenggut mereka yang sudah renta, tetapi juga mereka yang masih
muda. Kematian itu diawali dengan sakaratul maut. Berikut adalah anatomi
sakaratul maut:
1.
Akal dan ingatan tidak bisa
bekerja. Yang bekerja adalah alam bawah sadar kita.
2.
Setan akan berdatangan
menggoda dengan sekeras-keras godaan. Misalnya, setan akan datang dalam rupa
orangtua kita, lalu membisikkan kata-kata manis sehingga seseorang tidak
mengingat Allah Swt.
3.
Rasa sakit yang amat
sangat, seolah-olah ditusuk-tusuk oleh 300 pedang. Dalam riwayat lain, tubuh
ini seperti dililit oleh kawat-kawat berduri. Kawat ini menusuk hingga daging,
lalu kawat itu ditarik dari atas kepala.
Kajian Anatomi Pertama
Alam bawah sadar kita akan
bekerja sesuai dengan apa yang paling kita senangi selama hidup ini. Seperti halnya
mimpi, apa yang kita impikan adalah kesenangan saat kita terjaga. Barangsiapa
yang selama hidupnya senang berwudhlu, maka saat sakaratul maut nanti Allah
sibukkan dia dengan kesucian. Kata-katanya akan dijaga oleh Allah hanya untuk
mengucapkan kebaikan.
Siapapun yang sepanjang hidupnya
cinta membaca Al-Qur’an, maka di kala sakaratul maut nanti Allah sibukkan lisan
dia membaca Al-Qur’an. Barangsiapa yang
selama hidupnya selalu membasahi lidahnya dengan Dzikrullah, maka saat
sakaratul maut nanti Allah pun akan basahkan lidahnya dengan Dzikrullah.
Barangsiapa yang selama hidupnya
selalu lapang dada, maka Allah lapangkan dada dia di kala sakaratul maut nanti.
Ketika dia menyadari malaikat maut datang, dia akan tenang-tenang saja. Barangsiapa
yang sepanjang hayatnya selalu takut kepada Allah, maka Allah lepaskan dia dari
segala rasa takut di kala sakaratul maut. Barangsiapa yang selama hidupnya
selalu memendam rindu kepada Allah, maka Allah akan jadikan saat-saat sakaratul
maut sebagai saat-saat paling indah dalam hidupnya.
Begitu pula, barangsiapa yang
selama hidupnya menyibukkan diri dengan kesenangan dunia, maka di kala
sakaratul maut nanti, dia merasakan pedihnya berpisah dengan dunia yang
disenanginya. Siapa yang hidupnya dibuai oleh kelalaian, maka Allah akan
lalaikan dia dari mengingat Allah di kala sakaratul maut nanti. Allah tidak
ridho nama-Nya disebut saat sakaratul maut.
#Wisma Pakdhe
0 comments:
Post a Comment