February 14, 2014

Hujan Abu Jilid II (Chapter Kelud)


Subuh tadi, ketika akan berangkat sholat Subuh, saya dikagetkan dengan halaman kostan saya yang memutih. “Ah, ini pasti abu dari Gunung Kelud”, saya membatin. Saya menyimpulkan demikian karena tengah malam tadi, teman saya yang sedang berada di Pare (dekat dengan Kediri, lokasi Kelud) sms meminta doa karena di sana sedang hujan kerikil dan abu.

Ketika saya cek melalui internet hp (Speedy kostan saya mati sudah hampir 2 minggu) ternyata memang benar, abu Kelud sampai juga di Jogja. Peristiwa ini mengingatkan saya pada kejadian erupsi Merapi 2010 lalu. Dulu pun saya kaget manakala mendapati halaman kost yang memutih ketika saya hendak berangkat sholat Subuh. Pada malam sebelumnya, memang terdengar suara gemuruh dari Merapi, tapi saya tidak menyangka efeknya akan seperti itu (Jogja terselimuti abu).

Saya yang bukan anak Gunung (tidak ada gunung di daerah asal saya) sama sekali tidak memiliki memori tentang peristiwa erupsi gunungapi. Informasi tentang bagaimana kejadiannya dan apa efek yang ditimbulkan sama sekali tidak saya ketahui, kecuali sangat sedikit. Dan informasi tentang hujan abu ini adalah salah satu efek (info) yang tidak saya ketahui. Maka, begitu hujan abu turun di Jogja pada 2010 lalu akibat erupsi Merapi, saya noraknya bukan main. Kalau diibaratkan, saya mungkin sama noraknya dengan bocah-bocah ingusan yang melompat-lompat di belakang reporter TV yang sedang memberikan laporan. Pagi-pagi sekali, saya ambil sepeda saya dan mengelilingi sekitaran kampus untuk melihat-lihat. “Ternyata putih semua”, kesimpulan norak saya saat itu. “Salju ala Indonesia”, kesimpulan norak saya yang lain.

Berbeda dengan empat tahun lalu, pagi ini saya sudah lebih “dewasa” menyikapi hujan abu kedua saya. Tidak lagi sekaget dan seheboh erupsi Merapi 2010 lalu. Alih-alih sepeda-an berkeliling kampus untuk melihat-lihat, saya berdiam diri di kamar sambil mengingat-ingat kuliah Manajemen Bencana yang sekarang saya geluti. Kalau sedang menghadapi peristiwa seperti ini, saya jadi merasa beruntung bisa kuliah di jurusan ini. Bukan beruntung karena bencananya, tapi beruntung karena saya (insyaallah) akan banyak berguna bagi orang lain.

By the way, di bawah ini ada beberapa gambar hujan abu Kelud yang menimpa Jogja. Foto saya ambil menggunakan kamera saya dengan lokasi di sekitar kostan. Kebetulan kamar saya berada di lantai tiga, jadi view-nya lumayan bagus.

Kita berdoa semoga tidak ada korban jiwa dalam bencana kali ini dan memohon kepada Allah supaya segera didatangkan hikmahnya.


Terlihat abu vulkanik dari Kelud menutupi atap rumah warga dan membuat langit menjadi gelap



Gambar diambil dari lantai 3


 
#Wisma Pakdhe

0 comments:

Post a Comment