Subuh tadi, ketika akan berangkat
sholat Subuh, saya dikagetkan dengan halaman kostan saya yang memutih. “Ah, ini
pasti abu dari Gunung Kelud”, saya membatin. Saya menyimpulkan demikian karena
tengah malam tadi, teman saya yang sedang berada di Pare (dekat dengan Kediri,
lokasi Kelud) sms meminta doa karena di sana sedang hujan kerikil dan abu.
Ketika saya cek melalui internet
hp (Speedy kostan saya mati sudah hampir 2 minggu) ternyata memang benar, abu
Kelud sampai juga di Jogja. Peristiwa ini mengingatkan saya pada kejadian
erupsi Merapi 2010 lalu. Dulu pun saya kaget manakala mendapati halaman kost
yang memutih ketika saya hendak berangkat sholat Subuh. Pada malam sebelumnya,
memang terdengar suara gemuruh dari Merapi, tapi saya tidak menyangka efeknya akan
seperti itu (Jogja terselimuti abu).
Saya yang bukan anak Gunung
(tidak ada gunung di daerah asal saya) sama sekali tidak memiliki memori
tentang peristiwa erupsi gunungapi. Informasi tentang bagaimana kejadiannya dan
apa efek yang ditimbulkan sama sekali tidak saya ketahui, kecuali sangat
sedikit. Dan informasi tentang hujan abu ini adalah salah satu efek (info) yang
tidak saya ketahui. Maka, begitu hujan abu turun di Jogja pada 2010 lalu akibat
erupsi Merapi, saya noraknya bukan main. Kalau diibaratkan, saya mungkin sama
noraknya dengan bocah-bocah ingusan yang melompat-lompat di belakang reporter
TV yang sedang memberikan laporan. Pagi-pagi sekali, saya ambil sepeda saya dan
mengelilingi sekitaran kampus untuk melihat-lihat. “Ternyata putih semua”, kesimpulan
norak saya saat itu. “Salju ala Indonesia”, kesimpulan norak saya yang lain.
Berbeda dengan empat tahun lalu,
pagi ini saya sudah lebih “dewasa” menyikapi hujan abu kedua saya. Tidak lagi
sekaget dan seheboh erupsi Merapi 2010 lalu. Alih-alih sepeda-an berkeliling
kampus untuk melihat-lihat, saya berdiam diri di kamar sambil mengingat-ingat
kuliah Manajemen Bencana yang sekarang saya geluti. Kalau sedang menghadapi
peristiwa seperti ini, saya jadi merasa beruntung bisa kuliah di jurusan ini.
Bukan beruntung karena bencananya, tapi beruntung karena saya (insyaallah) akan
banyak berguna bagi orang lain.
By the way, di bawah ini
ada beberapa gambar hujan abu Kelud yang menimpa Jogja. Foto saya ambil
menggunakan kamera saya dengan lokasi di sekitar kostan. Kebetulan kamar saya
berada di lantai tiga, jadi view-nya lumayan bagus.
Kita berdoa semoga tidak ada
korban jiwa dalam bencana kali ini dan memohon kepada Allah supaya segera
didatangkan hikmahnya.
Terlihat abu vulkanik dari Kelud menutupi atap rumah warga dan membuat langit menjadi gelap |
Gambar diambil dari lantai 3 |
#Wisma Pakdhe
0 comments:
Post a Comment