October 7, 2013

Semua yang Serba Baru

Sebulan sudah saya kuliah di Magister Manajemen Bencana (MMB). Dalam kurun waktu itu, ada banyak penyesuaian yang harus saya jalani. Ya penyesuaian dengan materi kuliahnya, teman-teman baru, aktivitas baru, kampus baru, serta lingkungan dan sistem yang juga baru. Boleh dibilang selama masa itu energi saya banyak habis untuk penyesuaian.

Ngomong-ngomong masalah energi, saya merasa heran dengan diri saya yang sekarang ini. Mengapa sekarang saya mudah sekali lelah? Kini setiap malamnya saya sulit sekali menahan kelopak mata melebihi pukul 10. Baru jam sembilan saja saya sudah ngantuk luar biasa. Sebegitu menghabiskan energinya kah kegiatan kuliah?

Ah, rasa-rasanya tidak. Terlepas dari perjalanan ke kampus yang harus ditempuh selama 30 menit jalan kaki pulang-pergi, kegiatan kuliah menurut saya biasa-biasa saja. Tidak terlalu berlebihan. Semester ini saja saya hanya dijatah 14 SKS oleh kampus. Itu hanya terdiri dari enam matakuliah yang dilaksanakan selama Senin-Kamis. Tugas-tugas yang diberikan pun masih dalam batas normal. Lalu mengapa saya merasa kelelahan dalam menjalani ini? Apakah karena saya sudah tidak muda lagi? Wedew…
Sumber: parksidetraceapartments.com

Semua yang baru
Konsekuensi kuliah di program studi  (prodi) yang berbeda adalah kita harus siap dengan materi-materi kuliah yang serba baru. Tidak terkecuali MMB. Dari enam matakuliah yang saya ikuti semester ini, tidak ada satupun matakuliah yang berbau psikologi. Kebanyakan berbau ilmu bumi (Geografi, Geomorfologi, Geofisika, Geologi, dsb). Wajar! Karena prodi ini di-inisiasi oleh fakultas Geografi.

Alhasil, dua minggu pertama perkuliahan saya benar-benar harus berjuang untuk mengerti istilah-istilah baru yang berseliweran selama proses kuliah. Tidak mengapa sih, karena saya tidak sendirian. Ada banyak anak sosial yang juga kebingungan dengan istilah-istilah baru tersebut, hehe.

Dari enam matakuliah yang saya ikuti tersebut, hanya ada satu matakuliah yang berbau sosial, yaitu Kebijakan dan Kelembagaan dalam Penanggulangan Bencana. Matakuliah itu diampu oleh dua profesor dari fakultas Hukum dan Sospol. Lima matakuliah lainnya, yaitu Ancaman Multibencana, Perencanaan dan Pengembangan Berbasis Risiko Bencana, Dasar-dasar Pengelolaan Multibencana, Dasar-dasar Analisis Risiko Bencana, dan Penginderaan Jauh & Sistem Informasi Manajemen Bencana, semuanya berbasis sains (ilmu eksak).

Alhamdulillah setelah sebulan ini saya sudah tidak terlalu kerepotan mengikuti perkuliahan, kecuali untuk satu matakuliah, yaitu Penginderaan Jauh. Kalau yang itu, sampai saat ini saya benar-benar masih butuh usaha ekstra untuk mengerti materinya. Untunglah saya lagi-lagi tidak sendirian, teman-teman di MMB juga banyak yang tidak mengerti dengan materi kuliahnya, termasuk anak-anak sains, hehe.

Berbicara tentang teman-teman di MMB, saya mendapati mereka datang dari jurusan yang sangat beragam. Yah, namanya juga prodi multidisiplin, wajar lah kalau jurusannya beragam. Ada yang dari Geografi, Meteorologi, Oseanografi, Kesehatan Masyarakat, Teknik, Psikologi, Hukum, Sosiologi, Antropologi, dan lainnya. Mahasiswa yang berlatar belakang Psikologi sendiri ada tiga orang. Saya dan Rido (Psi 07) dari Psikologi UGM, serta Anjarie dari Psikologi Universitas Malang. Kami bertiga sama-sama cengok mengikuti kuliah Penginderaan Jauh, hehe.

Oya, selain dari jurusan yang berbeda-beda, mereka juga datang dari kota dan universitas yang sangat beragam. Bahkan ada yang datang dari BPBD Manokwari, Papua. Wedew! Mahasiswa alumni UGM sendiri sangat sedikit, mungkin hanya sekitar lima orang dari 33 mahasiswa. Yah, kebijakan Dikti memang begitu sih, perguruan tinggi hanya boleh mengambil 20% alumninya.

Selain matakuliah dan teman-teman yang baru, ada banyak kebaruan lain yang saya dapatkan di sini. Yah, kalau direnungi, intinya seperti yang sudah-sudah, setiap proses penyesuaian selalu membutuhkan kesabaran, kesabaran, dan kesabaran. Di awal, perasaan kurang nyaman akan selalu ada, tapi pengalaman membuktikan bahwa jika itu dapat dilalui, insya Allah ke depannya akan ada yang “manis-manis” yang bisa dipetik. Insya Allah.

Dalam kegalauan beasiswa yang belum turun dan hutang yang mulai menimbun. Kuatkan, Ya Rabb!

#wisma Pakdhe, selepas subuh

Related Posts:

  • Kemelut #3 (End) Setelah mendapat dua tanda tangan dari dosen penguji, saya pun langsung menemui Bu Yuni untuk meminta lembar pengesahan. Lembar ini yang nantinya menjadi salah satu bukti sahnya saya menjadi sarjana psikologi. Bu Yuni sediki… Read More
  • Kemelut #2 Well, hari Senin akhirnya tiba. Pagi-pagi sekali saya sudah berangkat ke kampus, sesuai dengan anjuran Pak Bagus (dosen pembimbing) yang menasihati agar saya sebaiknya datang jam 7-8 karena Pak Azwar biasa datang jam segitu.… Read More
  • Wis Sudah #1 Alhamdulillah, berkat pertolongan dari Allah, saya telah lulus dari program S-1 Psikologi dan telah diwisuda pada Selasa, 21/05/13 kemarin. Entah kenapa saya tidak merasakan ada sesuatu yang spesial atas wisuda tersebut. Wal… Read More
  • Kemelut #1 Beberapa hari ke belakang saya benar-benar merasakan kemelut. Bayangan tidak bisa mengikuti wisuda bulan Mei terus menghantui karena sampai hari Jumat (19/04/13), saya belum mendapatkan satu pun tanda tangan dosen sebagai ta… Read More
  • Manajemen Bencana Setelah bergelut dengan skripsi dan antek-anteknya selama beberapa hari terakhir (hari?), pergelutan yang selanjutnya akan saya hadapi adalah dengan Dikti dan UGM. Saya ingin mengikuti program beasiswa BPP-DN (Beasiswa Pendi… Read More

0 comments:

Post a Comment