Sebulan sudah saya kuliah di
Magister Manajemen Bencana (MMB). Dalam kurun waktu itu, ada banyak penyesuaian
yang harus saya jalani. Ya penyesuaian dengan materi kuliahnya, teman-teman
baru, aktivitas baru, kampus baru, serta lingkungan dan sistem yang juga baru.
Boleh dibilang selama masa itu energi saya banyak habis untuk penyesuaian.
Ngomong-ngomong masalah energi,
saya merasa heran dengan diri saya yang sekarang ini. Mengapa sekarang saya
mudah sekali lelah? Kini setiap malamnya saya sulit sekali menahan kelopak mata
melebihi pukul 10. Baru jam sembilan saja saya sudah ngantuk luar biasa.
Sebegitu menghabiskan energinya kah kegiatan kuliah?
Ah, rasa-rasanya tidak. Terlepas
dari perjalanan ke kampus yang harus ditempuh selama 30 menit jalan kaki
pulang-pergi, kegiatan kuliah menurut saya biasa-biasa saja. Tidak terlalu
berlebihan. Semester ini saja saya hanya dijatah 14 SKS oleh kampus. Itu hanya terdiri
dari enam matakuliah yang dilaksanakan selama Senin-Kamis. Tugas-tugas yang
diberikan pun masih dalam batas normal. Lalu mengapa saya merasa kelelahan
dalam menjalani ini? Apakah karena saya sudah tidak muda lagi? Wedew…
Semua yang baru
Konsekuensi kuliah di program
studi (prodi) yang berbeda adalah kita
harus siap dengan materi-materi kuliah yang serba baru. Tidak terkecuali MMB.
Dari enam matakuliah yang saya ikuti semester ini, tidak ada satupun matakuliah
yang berbau psikologi. Kebanyakan berbau ilmu bumi (Geografi, Geomorfologi,
Geofisika, Geologi, dsb). Wajar! Karena prodi ini di-inisiasi oleh fakultas
Geografi.
Alhasil, dua minggu pertama
perkuliahan saya benar-benar harus berjuang untuk mengerti istilah-istilah baru
yang berseliweran selama proses kuliah. Tidak mengapa sih, karena saya tidak
sendirian. Ada banyak anak sosial yang juga kebingungan dengan istilah-istilah
baru tersebut, hehe.
Dari enam matakuliah yang saya
ikuti tersebut, hanya ada satu matakuliah yang berbau sosial, yaitu Kebijakan
dan Kelembagaan dalam Penanggulangan Bencana. Matakuliah itu diampu oleh dua
profesor dari fakultas Hukum dan Sospol. Lima matakuliah lainnya, yaitu Ancaman
Multibencana, Perencanaan dan Pengembangan Berbasis Risiko Bencana, Dasar-dasar
Pengelolaan Multibencana, Dasar-dasar Analisis Risiko Bencana, dan Penginderaan
Jauh & Sistem Informasi Manajemen Bencana, semuanya berbasis sains (ilmu
eksak).
Alhamdulillah setelah sebulan ini
saya sudah tidak terlalu kerepotan mengikuti perkuliahan, kecuali untuk satu
matakuliah, yaitu Penginderaan Jauh. Kalau yang itu, sampai saat ini saya
benar-benar masih butuh usaha ekstra untuk mengerti materinya. Untunglah saya lagi-lagi
tidak sendirian, teman-teman di MMB juga banyak yang tidak mengerti dengan
materi kuliahnya, termasuk anak-anak sains, hehe.
Berbicara tentang teman-teman di
MMB, saya mendapati mereka datang dari jurusan yang sangat beragam. Yah,
namanya juga prodi multidisiplin, wajar lah kalau jurusannya beragam. Ada yang
dari Geografi, Meteorologi, Oseanografi, Kesehatan Masyarakat, Teknik, Psikologi,
Hukum, Sosiologi, Antropologi, dan lainnya. Mahasiswa yang berlatar belakang
Psikologi sendiri ada tiga orang. Saya dan Rido (Psi 07) dari Psikologi UGM,
serta Anjarie dari Psikologi Universitas Malang. Kami bertiga sama-sama cengok
mengikuti kuliah Penginderaan Jauh, hehe.
Oya, selain dari jurusan yang
berbeda-beda, mereka juga datang dari kota dan universitas yang sangat beragam.
Bahkan ada yang datang dari BPBD Manokwari, Papua. Wedew! Mahasiswa alumni UGM sendiri
sangat sedikit, mungkin hanya sekitar lima orang dari 33 mahasiswa. Yah,
kebijakan Dikti memang begitu sih, perguruan tinggi hanya boleh mengambil 20%
alumninya.
Selain matakuliah dan teman-teman
yang baru, ada banyak kebaruan lain yang saya dapatkan di sini. Yah, kalau
direnungi, intinya seperti yang sudah-sudah, setiap proses penyesuaian selalu
membutuhkan kesabaran, kesabaran, dan kesabaran. Di awal, perasaan kurang
nyaman akan selalu ada, tapi pengalaman membuktikan bahwa jika itu dapat
dilalui, insya Allah ke depannya akan ada yang “manis-manis” yang bisa dipetik.
Insya Allah.
Dalam kegalauan beasiswa yang
belum turun dan hutang yang mulai menimbun. Kuatkan, Ya Rabb!
#wisma Pakdhe, selepas subuh
0 comments:
Post a Comment