May 26, 2013

Wis Sudah #1

Alhamdulillah, berkat pertolongan dari Allah, saya telah lulus dari program S-1 Psikologi dan telah diwisuda pada Selasa, 21/05/13 kemarin. Entah kenapa saya tidak merasakan ada sesuatu yang spesial atas wisuda tersebut. Walaupun saya mendapat selempang cum laude (ehem..), tapi perasaan saya saat akan, ketika, dan sudah diwisuda biasa-biasa saja, tidak terlalu bergembira.

Well, saya akui memang pada saat akan, ketika, dan sudah diwisuda otak saya banyak dipenuhi oleh sampah-sampah pikiran yang sebenarnya tidak perlu dipikirkan, tapi berhubung saya adalah tipe “pemikir”, jadilah sampah-sampah itu memenuhi otak saya yang memiliki kapasitas terbatas ini. Mengenai apa saja sampah-sampah itu, sepertinya tidak perlu saya sampaikan di sini. Lha, untuk apa saya memberi sampah?

Anyway, prosesi wisuda kemarin berlangsung dengan cukup khidmat. Pagi-pagi sekali (jam 6) kami (para wisudawan) sudah diminta kumpul di GSP. Acara wisuda sendiri baru efektif dimulai sekitar jam 8 pagi. Upacara wisuda dibuka oleh Rektor UGM, Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc. Oya, sebelum wisuda dimulai, ada persembahan seni karawitan dari kelompok yang saya lupa namanya, tapi masih keluarga besar UGM juga. Sangat nge-Jawa sekali.
Ilustrasi Wisuda di UGM (sumber: zulfaalfaruqy.blogspot.com)

Kemudian, acara dilanjutkan dengan prosesi wisuda, yaitu pemberian ijazah kepada para wisudawan. Satu persatu wisudawan dipanggil. Saya mendapat giliran yang cukup lama karena wisudawan Psikologi dapat bagian tempat duduk yang agak di belakang. Setibanya giliran saya, saya agak gerogi juga, takut membuat kesalahan yang memalukan, misalnya keserimpet, terjatuh, dsb, mengingat baju toga yang saya kenakan ukurannya lumayan besar. Akan tetapi, alhamdulillah kekhawatiran itu tidak terjadi. Ijazah saya terima dari dekan Fakultas Psikologi, Ibu Supra Wimbarti. Ph.D., dengan mulus.

Setelah semua wisudawan mendapatkan ijazahnya, acara dilanjutkan dengan hiburan dari paduan suara mahasiswa (PSM) UGM. Mereka membawakan dua buah lagu, yaitu Yang Terbaik (Ada Band) dan satu lagi saya lupa. Lagu pertama adalah lagu persembahan untuk ayah, sedangkan lagu kedua merepresentasikan pengorbanan ibu. Beruntung, saya tidak tau sama sekali lagu kedua, sehingga saya tidak terlarut dalam emosi karena mengingat ibu saya.

Akan tetapi, sontak telinga saya berdiri manakala PSM mulai mengarahkan lagu kedua ke sebuah lagu yang saya tau betul liriknya, yaitu lagu dengan judul Bunda (Melly Goeslaw). Masya Allah, padahal saya berharap sekali agar lagu ini tidak dibawakan karena saya takut akan terjadi “hujan lokal”, tapi ternyata dibawakan juga.

Lirik demi lirik mereka nyanyikan, yang kemudian membuat mereka mendapatkan perhatian saya dengan sempurna. Lagu itu sangat berhasil menggiring air mata saya menuju muaranya. Sekuat tenaga saya berusaha menahan air yang sudah menggenang di depan mata ini agar tidak tumpah. Sekali saja saya berkedip, tentu mata saya sudah meleleh.

Sungguh saya terkenang pada Umi, beliau yang doanya selalu terlantun dan begitu ingin menyaksikan saya diwisuda, tapi takdir tidak memperkenankannya. Masya Allah…

Sekiranya dalam kelulusan dan pencapaian saya ini ada kebaikan yang mengiringi, semoga Umi juga mendapat bagian darinya.

#pojok Tawangsari

0 comments:

Post a Comment