March 4, 2013

Tamu Tak Diundang



Kemarin Sabtu (2/3/13) saya mengalami kejadian mengerikan sekaligus menggelikan. Kamar saya didatangi tamu tak diundang!!!

Tamu itu adalah ular, entah namanya ular apa, yang pasti ukurannya kecil kira-kira sebesar jari manis dengan panjang sekitar 60cm. Bagian atas tubuhnya terdapat garis kuning memanjang dari kepala sampai ekor. Di bagian bawah tubuhnya, ada motif-motif seperti ular piton. Awalnya, saya mengira ular itu memang anak ular piton, tapi sepertinya bukan. 

Ular itu saya temukan sedang menggelinjang karena terjepit di bagian atas pintu kamar saya. Bagaimana ular itu bisa sampai terjepit? Disinilah kejadian menggelikannya terjadi. Ketika saya ingin menutup pintu kamar dari dalam, saya agak kesulitan menutupnya, padahal biasanya mudah-mudah saja. Saya pun mendorong pintu dan menggebrak-gebraknya beberapa kali. Setelah yakin pintu tertutup sempurna, saya terkejut bukan kepalang karena melihat seekor ular sedang menggeliat di atasnya. Saya langsung berlari ke arah jendela dengan maksud keluar dari kamar. Sialnya, jendela kamar saya dipasangi teralis besi sehingga saya tidak bisa keluar dan terkurung di dalam kamar.

Saya pun berteriak memanggil Indung, tetangga kosan, untuk meminta bantuannya.  Saya buru-buru menjelaskan agar dia tidak membuka pintu kamar karena khawatir ularnya justru masuk ke dalam kamar saya. Indung kemudian berinisiatif untuk mengambil garam dan menaburkannya di depan pintu kamar saya. Lalu garam itu diberikan kepada saya melalui jendela dan meminta saya untuk menaburkannya di bawah pintu kamar agar ular tidak masuk ke dalam. 

Sesaat kemudian datang Apri, penghuni kos lantai dua. Mengetahui sedang ada kehebohan karena ular, dia dengan sigapnya mengambil sapu dan bersiap untuk mengeksekusi si ular tersebut, tapi kemudian saya tahan dia karena saya masih takut. Ular itu terjepit dengan bagian tubuh hampir seluruhnya berada di dalam kamar. Oleh karena itu, mau tidak mau, kalau ingin mengeksekusi ularnya, pintu harus dibuka terlebih dahulu karena tidak bisa dieksekusi dari luar. Saya khawatir begitu pintu dibuka, ularnya malah lari ke dalam kamar.

Setelah mengumpulkan keberanian, saya pun memberi aba-aba kepada Indung dan Apri untuk membuka pintu dan menghajar si ular. Pada hitungan ketiga, pintu dibuka oleh mereka dari depan dan dengan teriakan “Allahu Akbar” Apri menghajar ular tersebut sampai babak belur. Saya terkekeh-kekeh dalam hati ketika melihat Apri menghajar ular itu dengan kumandang takbir. Seolah-olah sedang berjihad saja.

Dengan beberapa kali pukulan menggunakan sapu, ular tersebut koma. Indung kemudian mempertegas kematian ular dengan memotong kepalanya. Wedew…horor bener…

Setelah kejadian itu, saya langsung bersih-bersih kamar (lagi) karena khawatir ada kawan si ular yang bersembunyi. Yah, mungkin itu salah satu hikmahnya, Allah mendatangkan ular agar saya bebersih kamar. Tapi, walaupun kamar saya sudah bersih, pikiran saya masih belum bersih dari ular. Ya, saya jadi parno (paranoid). Setiap mau masuk kamar, saya pasti melihat ke atas pintu untuk memastikan tidak ada ular yang sedang bergelayut di sana. Telinga saya juga menjadi lebih peka mendengar bebunyian, khawatir ada emak atau babeh-nya si ular datang.
Well, semoga itu ular terakhir yang meneror saya.

#pojok kamar wisma Pakdhe

0 comments:

Post a Comment