Masih ingat dengan Geert Wilders?
Ya, dialah politisi Belanda yang mencuat namanya karena Fitna yang ia sebarkan.
Seperti yang tertulis di kalimat pembuka di atas, Wilders mengakui bahwa objek
kebenciannya sebenarnya bukanlah muslim, melainkan Islam.
Alasan Wilders menjadikan Islam
sebagai objek kebencian dan bukan muslim, sebenarnya sangat logis karena
sebagai ad-diin, Islam hadir ke bumi bukan hanya mengatur ibadah ritual manusia
kepada tuhannya, tapi juga mengatur tata kelola hidup dan kehidupan. Artinya, selain
sebagai “agama”, Islam juga hadir sebagai sistem, ideologi, dan pandangan
hidup, sedangkan muslim hanyalah penata laksana tata kehidupan tersebut.
(Untuk mengetahui pengertian
ad-diin lebih lengkap, silahkan baca artikel berikut. http://www.dakwatuna.com/2008/05/634/makna-kata-ad-diin/)
Sebagai seorang
nasionalis-liberal, Wilders khawatir berkembangnya Islam di negerinya akan
mengikis budaya asli yang sudah ada. Dengan kata lain, dia khawatir “Belanda”-nya
tidak menjadi “Belanda” lagi. Maka dari itu, dia memerangi Islam dengan penuh
totalitas.
Selain Fitna, tercatat ada
beberapa ulah lain darinya yang sempat muncul di media. Dia sempat
mengampanyekan pemberlakukan tarif (pajak) bagi muslimah yang memakai jilbab,
menghentikan gelombang masuk imigran (yang mayoritas adalah muslim), serta
mendukung pelarangan penyembelihan hewan. Dahsyatnya lagi, dia bahkan pernah
mengampanyekan pelarangan peredaran al-Qur’an karena menurutnya al-Qur’an sama
bahayanya dengan buku fasisme Adolf Hitler, Mein Kampf.
Akan tetapi anehnya, upaya
Wilders yang tekun dan rapi dalam membuat tipu daya untuk mendiskreditkan Islam
itu seolah berbanding terbalik dengan kenyataan di lapangan. Saya menyaksikan Islam
justru semakin “berkredit” di Belanda. Hal itu dibuktikan dengan tidak
putus-putusnya gelombang masyarakat yang berikrar syahadat. Hampir di setiap
shalat Jumat ada saja yang menjadi muallaf, meski saya sendiri tidak mengetahui
muallaf tersebut warga asli Belanda atau bukan karena kebanyakan yang menjadi
muallaf adalah wanita (tidak bisa dilihat karena tertutup hijab).
“Dan
mereka (orang-orang kafir) membuat tipu daya, maka Allah pun membalas tipu
daya. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya" (Terjemah Q.S. Ali-Imran:
54).
Sedikit
intermezzo
Seorang
teman bercerita bahwa peraturan tentang pelarangan total penyembelihan hewan di
Belanda batal dikeluarkan. Hal itu dikarenakan lobi Yahudi yang sangat kuat
(Yahudi juga memiliki ritual penyembelihan hewan yang sama dengan Islam).
Sebenarnya
peraturan tersebut sudah disetujui di tingkat kabupaten (saya istilahkan
seperti itu karena saya kurang paham dengan tingkatan wilayah di sini), tapi
kemudian mentah di parlemen karena mereka (Yahudi) punya “bagian” di sana.
Wallahu
‘alam
#dimuat di Fimadani dengan editing
#dimuat di Fimadani dengan editing
0 comments:
Post a Comment