Buat yang
sering berdoa di facebook, ada baiknya dipikir ulang sebelum update status
doa-doa puitisnya, benerkah kita mau berdoa kepada Allah? Jangan-jangan
keinginan untuk dikagumi temen-temen bahwa kita jago dalam menyusun kata-kata
puitis lebih besar daripada keinginan untuk berdoa itu sendiri. Jangan-jangan
kita lebih cemas nungguin komentar dari temen-temen daripada nungguin doa itu
terkabul. Jangan-jangan kita lebih mengharap “Like” temen-temen daripada
mengharap ridho Allah. Hmm…semoga nggak ya.
Tapi biar
lebih amannya, kalo menurut saya sih mending diminimalisir aja lah doa-doa di
facebook itu karena selain dapat meminimalisir virus “jangan-jangan” itu, Islam sendiri juga kan udah ngasih tau
bagaimana cara doa yang baik dan benar. Kalo agak lupa gimana adab-adab doa
yang baik dan benar, silahkan tanya langsung sama Ustad Google. Tap lebih
afdhol lagi sih tanya langsung sama Ustad beneran.
Lagian, apa
perlunya sih kita ngasih pengumuman ke orang-orang bahwa kita sudah berdoa kepada Allah? Eh, tunggu sebentar, jangan-jangan
doa yang beneran, melafadzkan doa itu langsung kepada Allah, malah belum
dilakukan lagi. Kita lebih menggebu-gebu melafadzkan doa itu melalui ketikan-ketikan
di facebook (dunia maya) daripada merintih-rintih langsung kepada Allah di
dunia nyata. Wah, jangan sampe Allah yang jadi nomor dua ya.
Kembali ke
pertanyaan awal, apa perlunya sih kita ngumumin doa kita di facebook?
“Ya siapa
tau ditiru sama orang lain, kan jadi kebaikan buat saya juga. Lagian,
Rasulullah juga gak jarang ngasih tau doa-doanya ke sahabat beliau”
Yee, namanya
juga Rasulullah, utusan Allah, emang udah tugasnya beliau menyampaikan
kebaikan. Kalo kebaikannya (dalam hal ini cara beliau berdoa) ditutup-tutupi,
lha umat gimana nyontohnya? Nah, sekarang pertanyaaannya, kewajiban temen-temen
kita itu mengikuti Rasul atau kita? Wah, sombong banget kalo kita berharap
orang lain ngikutin kita, emangnya kita sesuci apa?
Ini bukan
berarti saya melarang melantunkan doa-doa puitis itu di facebook lho, tapi perlu
ekstra hati-hati aja. Khwatirnya, “jangan-jangan” di atas malah beneran
kejadian, dan kita tanpa sadar telah menjadikan facebook sebagai Ilah kita. Naudzubillah deh.
Terakhir,
setiap mau update status doa, coba deh renungkan, tidak cukupkah kita
menjadikan Allah sebagai saksi atas doa-doa tersebut? Kalo Khaliq (pencipta) sudah
mencukupi (dan sangat mencukupi), lalu untuk apa kesaksian makhluk (ciptaan)?
“…Cukuplah Allah menjadi saksi antara aku
dan kamu. DIa mengetahui apa yang di langit dan di bumi…” (Al-Ankabut: 52).
"Dialah yag mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi" (Al-Fath: 28).
Wallahu 'alam
*Saya
sendiri sebenernya rada khawatir nih, bener gak nih tulisan dibuat dengan tulus
untuk mengingatkan diri sendiri dan orang lain? Jangan-jangan….ckckck
0 comments:
Post a Comment