November 21, 2011

What a Dream!!!


Tadi malam saya mendapatkan mimpi yang luar biasa indah. Mimpi yang sekaligus menjadi jawaban atas kegundahgulanaan saya selama ini. Mimpi yang juga mampu menegaskan keraguan hati. Dan mimpi yang akhirnya membuat saya tenggelam dalam ekstase ketidakpercayaan sampai saat ini.

Tadi malam, tidak seperti biasanya, saya tidur agak telat. Menjelang jam 1 pagi saya baru bisa merebahkan tubuh di atas kasur. Biasanya, jam 11 atau 12 malam saya sudah siap2 tidur, tapi karena tadi malam saya harus berkoordinasi dengan 2 orang kawan, akhirnya saya tidur agak telat.

Tadi malam saya berembug dengan Mas Edi dan Habib tentang rencana liburan akhir tahun kami ke Turki. Sebenarnya itu juga rencana mendadak. Kami baru merencanakan itu beberapa menit setelah menerima email dari seorang rekan di milis PPIG (Persatuan Pelajar Indonesia-Groningen) tadi malam. Email tersebut berisi tentang promo paket liburan ke Turki seharga 169 euro untuk 4 hari.

Paket liburan ke Turki seharga 169 euro selama 4 hari itu sangat menggiurkan. Apalagi harga itu sudah termasuk tiket PP, penginapan, dan sarapan. Padahal, dalam kondisi normal, uang segitu belum tentu cukup menutupi tiket perjalanan PP. Ah, saya yang memang sudah lama memimpikan rihlah ke tanah Turki untuk melihat sisa2 kejayaan Islam di masa silam, benar2 tergoda. Tak pelak, jari dan mata saya pun langsung menggebu menelusuri promo itu. Sambil tetap berembug, saya memelajari promo itu dengan seksama.

Setelah saya telusuri dan pelajari, ternyata harga yang berlaku untuk keberangkatan akhir tahun ini lebih mahal, yaitu 249 euro. Harga yang 169 euro itu berlaku jika saya mengambil tanggal di jauh2 hari, mulai dari akhir Januari.

Sejenak saya berpikir, sepertinya harga 249 euro itu adalah harga yang normal, tidak ada yang istimewa (tidak murah). Well, mungkin agak istimewa karena waktunya yang pas saat tahun baru, momen yang biasanya akan melambungkan harga tiket pesawat dan hostel.

Hmm…saya jadi bingung, apakah akan mengambil paket ini atau tidak. Kalau saya ambil, rencana yang saya buat sekembalinya nanti ke tanah air kemungkinan akan tergganggu karena rencana2 tersebut membutuhkan sumber daya material. Dan tentu akan mengganggu juga rencana membeli teleskop impian.

Akan tetapi, tidak mengambil promo ini pun agak disayangkan mengingat saat ini saya sudah berada di Eropa. Sudah dekat sekali dengan Turki, negeri yang menjadi saksi keruntuhan khilafah terakhir. Memulai perjalanan dari Eropa tentu akan jauh lebih efektif dan efisien dibanding dari Indonesia, terutama dari segi biaya.

Ah, lagi2 saya dihadapkan pada keadaan dilematis. Karena masih kebingungan, akhirnya saya minta waktu pada Mas Edi dan Habib untuk mengambil keputusan. Saya bilang insyaallah besoknya saya akan kabari lagi. Mereka sendiri sepertinya sudah mantap ingin mengambil promo tersebut.

Setelah rembugan selesai, saya pun langsung tidur. Sebelum tidur, sempat terbersit harapan agar Allah menunjukkan jalan yang terbaik dari perkara ini. Dan ternyata, Dia Yang Maha Bijaksana membayar lunas harapan yang saya gantungkan pada-Nya. Dalam tidur itu, Allah mendatangkan mimpi yang indah tak terperi.

Saya bermimpi melihat Ka’bah! Ya, tidak salah lagi, bangunan berwarna hitam yang sedang dikelilingi orang2 itu adalah Ka’bah. Subhanallah! Luar biasanya lagi, ternyata saya tidak melihatnya dengan mata kepala saya langsung, melainkan melalui perantara alat. Teleskop! Ya, saya melihat Ka’bah dan umat muslim di sekelilingnya dengan menggunakan teleskop. Masyaallah! Inikah petunjuk Allah? Inikah pilihan Allah? Inikah jawaban Allah atas segala kebimbangan yang saya alami?

Pertama saya bimbang apakah harus membeli teleskop atau tidak karena masih mempertimbangkan maslahat dan mudharatnya. Ketika kebimbangan itu belum teratasi, saya didatangi kebimbangan kedua yang sedikit banyak menggoyahkan niat untuk membeli teleskop. Dan akhirnya, Allah memberikan petunjuk  atas kebimbangan saya dengan cara-Nya yang indah.

Masyaallah, saya benar2 tenggelam dalam ekstase ketidakpercayaan.

0 comments:

Post a Comment