Setelah mengulas maskapai Emirates, kali ini saya akan membahas maskapai Saudia Airlines. Maskapai ini
adalah maskapai kebanggaan warga Arab Saudi. Boleh dibilang ini adalah
Garuda-nya mereka. Saya sendiri baru dua kali naik maskapai ini dengan rute
Riyadh – Jakarta (pp) dan Riyadh – Cairo (pp). Bukan karena tidak nyaman, tapi
lebih karena penasaran ingin mencoba maskapai yang lain.
Saudia Airlines (sumber : altayyaronline.com) |
Satu hal yang menjadi daya tarik
dari maskapai Saudia adalah tersedianya rute penerbangan langsung (direct)
Riyadh – Jakarta (pp). Rute yang tanpa transit ini membuat durasi perjalanan
menjadi lebih singkat, yaitu hanya sekitar sembilan jam. Hal ini berbeda dengan
maskapai-maskapai lain yang umumnya memakan waktu belasan jam.
Baik tanpa panjang lebar lagi,
saya akan mengulas maskapai Saudia ini. Seperti biasa, ulasan ini saya buat
berdasarkan lima aspek, yaitu : pesawat, pelayanan saat terbang, bagasi, harga
tiket, dan bandara induk. Dan seperti biasa pula, perlu saya tekankan bahwa
ulasan ini dibuat berdasarkan pengalaman subjektif saya. Beberapa orang mungkin merasakan pengalaman
berbeda.
1.
Pesawat
Saudia Airlines menempuh rute Riyadh – Jakarta (pp)
dengan pesawat jenis Boeing dengan formasi kursi 3-3-3. Bagi anda yang suka
duduk di dekat jendela, mungkin kurang menyukai formasi ini karena anda harus
meminta izin ke dua orang di samping anda untuk pergi ke toilet. Kalau badan
anda super ramping, mungkin itu tidak akan terlalu merepotkan dua tetangga anda
karena anda bisa melalui mereka tanpa membuat mereka bangkit dari kursinya. Tapi
kalau badan anda normal (atau bahkan besar) maka anda harus siap-siap bermuka
manis untuk menggusur tetangga anda.
Untuk tingkat kebisingan, saya rasa suara mesin
pesawat Saudia tidak terlalu bising, tapi menurut saya masih lebih halus suara
Emirates. Sedangkan untuk fasilitas hiburan di dalamnya saya kira sudah sangat
baik. Mereka menyediakan hiburan yang sangat beragam, mulai dari film, games,
murottal (lantunan Al-Qur’an), dll. Satu fasilitas unggulan yang mungkin tidak
ada di pesawat lain adalah musholla. Ya, Saudia menyediakan musholla kecil di
bagian belakang pesawat. Sangat luar biasa khidmahnya bagi umat Islam. Selain
itu, sebelum lepas landas, biasanya kru pesawat akan memutarkan doa safar untuk
memohon keselamatan perjalanan.
Nilai : ****
2.
Pelayanan Saat Terbang
Mengingat Saudia adalah maskapai resmi Arab Saudi,
negara yang sangat ketat menerapkan syariat Islam, awalnya saya mengira
pramugarinya akan mengenakan hijab, tapi ternyata tidak. Penampilan mereka pada
umumnya sama seperti pramugari maskapai lain, pakai topi/peci, celana panjang,
dan baju lengan panjang dengan rompi/jas. Saat terbang dari Riyadh ke Jakarta
beberapa pekan yang lalu, kami dilayani oleh pramugari Indonesia (awalnya saya
kira Filipina).
Jatah makan selama perjalanan Riyadh – Jakarta adalah
2x yang terdiri dari menu ringan dan berat. Makanan yang disajikan cukup
diterima oleh perut saya dan rasanya juga tidak mengecewakan. Pelayanan
lainnya, tiap penumpang mendapatkan headset dan selimut. Khusus untuk headset
boleh dibawa pulang, sedangkan selimut saya rasa conditional. Kemarin
(atas permintaan nyonya di rumah) saya meminta selimut kepada pramugari untuk
dibawa pulang dan ternyata dibolehkan. Saya tidak tau apakah secara peraturan
memang diperbolehkan atau saat itu karena kebaikan pramugarinya saja, yang
kebetulan orang Indonesia, hehe.
Nilai : *****
3.
Bagasi
Inilah dia satu dari berbagai kelebihan maskapai
Saudia, yaitu timbangan bagasi yang tidak pelit. Maskapai ini memberikan bagasi
kepada tiap penumpang sebanyak dua pieces yang tiap piece-nya
maksimal 23 kg. Jadi tiap penumpang bisa membawa total bagasi 46 kg.
Pemberlakuan bagasi 46 kg ini bukan hanya sekali jalan saja, tapi dua kali
(bolak balik). Jadi Riyadh – Jakarta mendapat jatah 46 kg, Jakarta – Riyadh
juga mendapat 46 kg. Adapun untuk koper kabin maksimal 7 kg.
Selama melakukan penerbangan langsung (direct)
dengan Saudia, alhamdulillah saya tidak pernah mendapat masalah ketika
pengambilan bagasi. Tapi untuk penerbangan transit saya kurang tau. Beberapa
teman saya yang ambil penerbangan tidak langsung (non direct) mengatakan
bagasinya terlantar di Madinah (tempat transit) ketika kembali dari Jakarta ke
Riyadh.
Nilai : *****
4.
Harga Tiket
Boleh dibilang harga tiket Saudia cenderung lebih
mahal daripada harga tiket maskapai lain pada umumnya, terutama untuk
penerbangan langsung (direct). Selisih harga penerbangan langsung bisa mencapai
1 – 2 juta, sedangkan untuk penerbangan tidak langsung selisihnya mencapai 500
ribu sampai 1 juta jika dibandingkan maskapai-maskapai lain. Sayangnya dengan
perbedaan harga yang cukup signifikan, fasilitas yang diberikan tidak berbeda
jauh dengan maskapai lain yang lebih murah.
Nilai : ****
5.
Bandara Induk
Mengingat perjalanan saya dengan Saudia selalu
mengambil rute langsung (direct), maka bandara induknya adalah bandara
dimana saya lepas landas. Kalau di Riyadh, bandara induknya adalah King Khalid
International Airport (KKIA). Bandara ini membagi zonasi rute internasional dan
domestik secara terpisah. Untuk rute internasional, bandara KKIA tidak terlalu
besar dan juga tidak terlalu bagus. Tetapi untuk rute domestik, bandara ini
sudah sangat bagus dan elegan.
Nilai : ****
Secara keseluruhan, saya
memberikan nilai 4,4 (dari 5). Keunggulan Saudia dari maskapai lain yang paling
menonjol adalah dari segi durasi perjalanan. Mengingat saya selalu mengambil
penerbangan langsung (direct), maka durasinya jadi lebih pendek. Selain
itu, saya juga tidak perlu repot turun naik pesawat untuk transit, lalu buka
pasang sabuk (bahkan sepatu) untuk melewati sistem keamanan bandara transit.
Akan tetapi durasi yang lebih singkat itu harus ditebus dengan harga tiket yang
lebih mahal. Meskipun begitu, semahal-mahalnya tiket, tidak akan terasa jika
anda dibayari oleh pihak sponsor, hehe.
#HomeSweetHome – Lubuk Minturun
(Padang)
0 comments:
Post a Comment