June 2, 2018

Review Maskapai Saudia Airlines

Setelah mengulas maskapai Emirates, kali ini saya akan membahas maskapai Saudia Airlines. Maskapai ini adalah maskapai kebanggaan warga Arab Saudi. Boleh dibilang ini adalah Garuda-nya mereka. Saya sendiri baru dua kali naik maskapai ini dengan rute Riyadh – Jakarta (pp) dan Riyadh – Cairo (pp). Bukan karena tidak nyaman, tapi lebih karena penasaran ingin mencoba maskapai yang lain. 
 
Saudia Airlines (sumber : altayyaronline.com)

Satu hal yang menjadi daya tarik dari maskapai Saudia adalah tersedianya rute penerbangan langsung (direct) Riyadh – Jakarta (pp). Rute yang tanpa transit ini membuat durasi perjalanan menjadi lebih singkat, yaitu hanya sekitar sembilan jam. Hal ini berbeda dengan maskapai-maskapai lain yang umumnya memakan waktu belasan jam.

Baik tanpa panjang lebar lagi, saya akan mengulas maskapai Saudia ini. Seperti biasa, ulasan ini saya buat berdasarkan lima aspek, yaitu : pesawat, pelayanan saat terbang, bagasi, harga tiket, dan bandara induk. Dan seperti biasa pula, perlu saya tekankan bahwa ulasan ini dibuat berdasarkan pengalaman subjektif saya.  Beberapa orang mungkin merasakan pengalaman berbeda.

1.       Pesawat
Saudia Airlines menempuh rute Riyadh – Jakarta (pp) dengan pesawat jenis Boeing dengan formasi kursi 3-3-3. Bagi anda yang suka duduk di dekat jendela, mungkin kurang menyukai formasi ini karena anda harus meminta izin ke dua orang di samping anda untuk pergi ke toilet. Kalau badan anda super ramping, mungkin itu tidak akan terlalu merepotkan dua tetangga anda karena anda bisa melalui mereka tanpa membuat mereka bangkit dari kursinya. Tapi kalau badan anda normal (atau bahkan besar) maka anda harus siap-siap bermuka manis untuk menggusur tetangga anda.

Untuk tingkat kebisingan, saya rasa suara mesin pesawat Saudia tidak terlalu bising, tapi menurut saya masih lebih halus suara Emirates. Sedangkan untuk fasilitas hiburan di dalamnya saya kira sudah sangat baik. Mereka menyediakan hiburan yang sangat beragam, mulai dari film, games, murottal (lantunan Al-Qur’an), dll. Satu fasilitas unggulan yang mungkin tidak ada di pesawat lain adalah musholla. Ya, Saudia menyediakan musholla kecil di bagian belakang pesawat. Sangat luar biasa khidmahnya bagi umat Islam. Selain itu, sebelum lepas landas, biasanya kru pesawat akan memutarkan doa safar untuk memohon keselamatan perjalanan.

Nilai : ****

2.       Pelayanan Saat Terbang
Mengingat Saudia adalah maskapai resmi Arab Saudi, negara yang sangat ketat menerapkan syariat Islam, awalnya saya mengira pramugarinya akan mengenakan hijab, tapi ternyata tidak. Penampilan mereka pada umumnya sama seperti pramugari maskapai lain, pakai topi/peci, celana panjang, dan baju lengan panjang dengan rompi/jas. Saat terbang dari Riyadh ke Jakarta beberapa pekan yang lalu, kami dilayani oleh pramugari Indonesia (awalnya saya kira Filipina).

Jatah makan selama perjalanan Riyadh – Jakarta adalah 2x yang terdiri dari menu ringan dan berat. Makanan yang disajikan cukup diterima oleh perut saya dan rasanya juga tidak mengecewakan. Pelayanan lainnya, tiap penumpang mendapatkan headset dan selimut. Khusus untuk headset boleh dibawa pulang, sedangkan selimut saya rasa conditional. Kemarin (atas permintaan nyonya di rumah) saya meminta selimut kepada pramugari untuk dibawa pulang dan ternyata dibolehkan. Saya tidak tau apakah secara peraturan memang diperbolehkan atau saat itu karena kebaikan pramugarinya saja, yang kebetulan orang Indonesia, hehe.

Nilai : *****

3.       Bagasi
Inilah dia satu dari berbagai kelebihan maskapai Saudia, yaitu timbangan bagasi yang tidak pelit. Maskapai ini memberikan bagasi kepada tiap penumpang sebanyak dua pieces yang tiap piece-nya maksimal 23 kg. Jadi tiap penumpang bisa membawa total bagasi 46 kg. Pemberlakuan bagasi 46 kg ini bukan hanya sekali jalan saja, tapi dua kali (bolak balik). Jadi Riyadh – Jakarta mendapat jatah 46 kg, Jakarta – Riyadh juga mendapat 46 kg. Adapun untuk koper kabin maksimal 7 kg.

Selama melakukan penerbangan langsung (direct) dengan Saudia, alhamdulillah saya tidak pernah mendapat masalah ketika pengambilan bagasi. Tapi untuk penerbangan transit saya kurang tau. Beberapa teman saya yang ambil penerbangan tidak langsung (non direct) mengatakan bagasinya terlantar di Madinah (tempat transit) ketika kembali dari Jakarta ke Riyadh.

Nilai : *****

4.       Harga Tiket
Boleh dibilang harga tiket Saudia cenderung lebih mahal daripada harga tiket maskapai lain pada umumnya, terutama untuk penerbangan langsung (direct). Selisih harga penerbangan langsung bisa mencapai 1 – 2 juta, sedangkan untuk penerbangan tidak langsung selisihnya mencapai 500 ribu sampai 1 juta jika dibandingkan maskapai-maskapai lain. Sayangnya dengan perbedaan harga yang cukup signifikan, fasilitas yang diberikan tidak berbeda jauh dengan maskapai lain yang lebih murah.

Nilai : ****

5.       Bandara Induk
Mengingat perjalanan saya dengan Saudia selalu mengambil rute langsung (direct), maka bandara induknya adalah bandara dimana saya lepas landas. Kalau di Riyadh, bandara induknya adalah King Khalid International Airport (KKIA). Bandara ini membagi zonasi rute internasional dan domestik secara terpisah. Untuk rute internasional, bandara KKIA tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu bagus. Tetapi untuk rute domestik, bandara ini sudah sangat bagus dan elegan.

Nilai : ****

Secara keseluruhan, saya memberikan nilai 4,4 (dari 5). Keunggulan Saudia dari maskapai lain yang paling menonjol adalah dari segi durasi perjalanan. Mengingat saya selalu mengambil penerbangan langsung (direct), maka durasinya jadi lebih pendek. Selain itu, saya juga tidak perlu repot turun naik pesawat untuk transit, lalu buka pasang sabuk (bahkan sepatu) untuk melewati sistem keamanan bandara transit. Akan tetapi durasi yang lebih singkat itu harus ditebus dengan harga tiket yang lebih mahal. Meskipun begitu, semahal-mahalnya tiket, tidak akan terasa jika anda dibayari oleh pihak sponsor, hehe. 

#HomeSweetHome – Lubuk Minturun (Padang)

0 comments:

Post a Comment