Melihat karakter, kecenderungan,
afiliasi, atau ketertarikan seseorang yang baru kita kenal sebenarnya tidak
terlalu sulit. Secara umum hal itu bisa kita ketahui melalui respon-respon awal
dia dari topik pembicaraan kita, seperti yang belakangan ini saya perhatikan.
Beberapa minggu ini saya sering
bertemu dengan orang-orang baru. Maklum, saya sedang berada di Padang, kota
yang belum pernah sekalipun saya kunjungi sebelumnya. Tidak ada orang yang saya
kenal di sini selain istri saya. Karena itu, mau tidak mau saya harus
berkenalan dengan orang lain demi melestarikan teori “manusia sebagai makhluk
sosial”, bukan sebagai makhluk online.
Nah, dari perkenalan dengan
orang-orang baru itu saya coba mengintip karakter lawan bicara saya. Ingat,
cuma diintip lho ya, artinya hanya melihat sedikit saja, bukan memelototi.
Manusia itu seperti palung, terlalu dalam kalau mau diselami hanya dengan satu
tarikan nafas. *ini lagi ngomongin apa?*
Well, analisis sederhana
saya berangkat dari pernyataan tentang latar belakang. Kepada banyak orang yang
saya temui, saya katakan bahwa saya mahasiswa yang belajar di Arab Saudi. Saya
rasa ini menarik mengingat setiap orang tentu memiliki gambaran sendiri tentang
Arab Saudi dan gambaran itulah yang saya jadikan tolak ukur penilaian saya.
Secara umum, respon orang ketika
mendengar pernyataan bahwa saya kuliah di Arab Saudi terbagi menjadi beberapa
tipe. Pertama, ada yang merespon dengan ukuran finansial. Mereka berpendapat
bahwa kuliah di Arab Saudi pasti mendapat uang yang banyak mengingat Arab Saudi
adalah negara Petro Dolar. Mereka yang merespon dengan perkataan seperti ini
pastilah orang yang banyak memikirkan untung rugi (dalam hal materi). Hidupnya
penuh dengan perhitungan.
Kedua, ada pula yang merespon
dengan ukuran spiritual. Menurut mereka, saya sangat beruntung bisa kuliah di
Arab Saudi karena dengan begitu saya bisa umroh dan haji gratis. Respon seperti
ini sebenarnya sangat lazim bagi orang Indonesia karena bangsa kita termasuk
bangsa yang relijius. Akan tetapi, jika respon itu dilontarkan oleh anak muda,
saya kira akan ada kredit tersendiri untuknya. Menurut saya, hal itu
menunjukkan adanya hubungan transenden yang baik antara dia dengan Tuhannya.
Ukuran educational adalah
respon lain yang disampaikan oleh beberapa kenalan baru saya. Mereka
berpendapat bahwa dengan kuliah di Arab Saudi, saya punya kesempatan luas untuk
menuntut ilmu kepada para syaikh. Dari atensi yang tinggi atas ilmu itu,
sepertinya saya tidak perlu menjelaskan lagi bagaimana karakter dia secara
umum.
Terakhir, ada yang merespon
pernyataan saya dengan ukuran logical. Bagi mereka, rasanya terlalu aneh kalau
saya memilih belajar psikologi di Arab Saudi karena sepak terjang negara itu tidak
pernah terdengar di dunia ke-psikologi-an. Menurut saya, tipe orang dengan
respon seperti itu adalah orang yang disiplin, taat aturan serta cenderung
idealis. Akan tetapi, terkadang menjadi terlalu kaku dan sulit berimprovisasi.
Nah, begitulah analisis sederhana
saya atas karakter umum orang-orang yang saya temui berdasarkan respon mereka
atas pernyataan saya. Jangan terlalu dipercayai karena saya menulisnya hanya
sekedar suka-suka. Benar atau salahnya saya tidak tau karena terlalu
membuang-buang waktu untuk mengukur validitas dan reliabilitasnya. Atau kalau
anda penasaran, coba cross check dengan jawaban anda, bagaimana jawaban
anda atas pernyataan saya di atas, lalu bandingkan analisis saya dengan
karakter asli anda. Pusing ya? Iya, saya juga.
#Lubuk Minturun – Padang
0 comments:
Post a Comment