Ekspedisi Sinai merupakan
hari-hari terakhir saya di Mesir. Setelah dari Sinai, saya tidak sempat
kemana-mana lagi karena waktu yang sudah sangat mepet dengan kepulangan ke
Riyadh. Sebetulnya selesai snorkeling di Dahab pada hari kedelapan, kami
masih ada satu tujuan lagi, yaitu ke Sharm Al-Shaikh. Tapi karena waktu yang
tidak memungkinkan, akhirnya kami langsung pulang ke Kairo. Lagipula Sharm
Al-Shaikh memiliki objek wisata yang sama dengan Dahab, yaitu pantai. Jadi
tidak terlalu membuat kami penasaran.
Kami tiba di Asrama Mahasiswa
Selangor, kawasan Hay Asyir, pukul 21.00. Ketika tiba di sana sebenarnya Zaki
mau menjemput saya, tapi berhubung saat itu ada dua teman Malaysia yang tujuan
pulangnya searah dengan saya, serta karena tidak mau merepotkan Zaki, akhirnya
saya ikut dua kawan Malaysia itu. Sebelum pulang, kami sempatkan mampir di
warung Thailand untuk makan malam. Waktu itu saya pesan nasi goreng. Sudah lama
sekali saya tidak makan menu ini.
Satu hal dari Kairo yang sangat
membuat saya iri adalah, di sana ada banyak sekali restoran Asia Tenggara.
Bahkan banyak juga restoran Indonesia. Sehingga jika suatu waktu kita rindu
dengan cita rasa Indonesia, kita dapat dengan mudah mengobati rindu itu. Apalagi
harga menunya juga murah, setidaknya jika dibandingkan dengan harga di Riyadh.
Sudah banyak, murah pula! Aaakkk….!!!
Lepas makan, kami langsung pesan
Uber. Sengaja kami pesan taksi Uber karena kami tidak mau repot turun naik bis.
Apalagi saya juga tidak terlalu hafal jalur bis, sedangkan dua kawan Malaysia saya
berhenti di tempat yang berbeda. Daripada nanti kesasar, padahal besok mau
pulang ke Riyadh, lebih baik cari yang praktis saja.
Malam itu jalanan masih sangat
ramai, padahal sudah cukup larut. Kami terjebak macet di beberapa titik. Saya
baru tiba di kontrakan Zaki pukul 24.00. Setelah berbasa-basi sedikit dengan Zaki dan
temannya, saya langsung tidur.
Pesawat saya take-off
pukul 11.00 siang. Pagi hari itu, setelah packing dan pamitan ke
teman-temannya Zaki, saya langsung berangkat menuju bandara, diantar oleh Zaki.
Zaki katanya mau mengkonfirmasi ke pihak imigrasi dan maskapai tentang
paspornya yang tercuci. Paspornya tidak sengaja tercuci beberapa hari yang
lalu, padahal beberapa hari lagi dia akan mudik ke Indonesia. Dia khawatir
tidak bisa lolos bagian imigrasi karena fotonya di paspor rusak (tidak jelas).
Duh, kasihan sekali mendengarnya.
Saat itu kami berangkat dari
kontrakan menuju bandara pukul 09.00. Saya kira dengan menyisihkan waktu dua
jam sebelum take-off sudah cukup pas, tapi ternyata saya hampir saja
telat. Kami (lagi-lagi) terjebak macet di beberapa titik. Untung supirnya bisa
mencari jalan-jalan alternatif sehingga saya dapat tiba tepat waktu.
Saya sebenarnya ingin singgah
sebentar di depan terminal 3 untuk melihat dan mengambil gambar hanging
stones, yaitu dua buah batu yang jika dilihat dari gambar sangat ajaib. Dua
batu itu diikat dengan tali dengan posisi satu batu berada di atas, dan batu
lain berada di bawah, sehingga seolah-olah batu-batu itu melayang. Tapi karena
waktu yang sangat mepet, saya hanya bisa melihatnya dari dalam taksi.
![]() |
Hanging stones in Cairo Int'l Airport (sumber : Google) |
Ketika baru mau menyetorkan
bagasi, panggilan boarding dari announcer bandara untuk para
penumpang tujuan Riyadh telah dikumandangkan. Sebenarnya saat itu saya cukup
khawatir ketinggalan, tapi karena ternyata ada banyak penumpang di belakang saya
yang punya tujuan sama, saya menjadi lebih tenang. Setelah semua urusan check-in
dan imigrasi beres, saya langsung masuk ke pesawat. Saat itu sudah pukul 10.50.
Artinya, 10 menit lagi pesawat mestinya take-off. Tapi karena ada banyak
penumpang yang telat, pesawat akhirnya baru bisa take-off jam 11.15.
Alhamdulillah kami semua tiba
dengan selamat di King Khalid International Airport, Riyadh. Dari bandara, saat
itu saya memesan taksi Careem, yaitu sebuah aplikasi taksi mirip Uber buatan
Qatar. Kami, para mahasiswa sering menggunakan taksi ini karena mereka bisa
masuk menjemput dan mengantar kami sampai ke dalam asrama. Saya tiba di asrama
kampus kurang lebih pukul empat sore. Alhamdulillah semua urusan saya dengan Mesir,
mulai dari pra hingga pasca rihlah, diberi kelancaran, tidak ada masalah yang
berarti.
#Asrama Mahasiswa KSU
Tks. Artikel yg menarik
ReplyDelete