Bagi kaum muslimin,
melaksanakan sholat berjamaah di masjid adalah suatu kewajiban. Ada begitu banyak
dalil yang menerangkan tentang hal tersebut. Meski bukan kapasitas saya untuk menjelaskan
dalil-dalil tersebut secara rinci satu persatu, tapi izinkan saya mengutip salah
satu dalilnya. Salah satu dalil tentang imbauan untuk sholat berjamaah di
masjid datang dari lisan Rasulullah yang mulia sebagai berikut:
“Aku
pernah berniat memerintahkan shalat agar didirikan kemudian akan kuperintahkan
salah seorang untuk mengimami shalat, lalu aku bersama beberapa orang sambil
membawa beberapa ikat kayu bakar mendatangi orang-orang yang tidak hadir dalam
shalat berjama'ah, dan aku akan bakar rumah-rumah mereka itu.” (Muttafaq
'alaih)
Dari hadist di atas, kita bisa
tahu bagaimana pentingnya sholat berjamaah di masjid. Rasulullah yang terkenal
sabar dan lemah lembut pun sampai mengancam dengan ancaman yang sangat keras
kepada mereka yang tidak mau melaksanakannya.
Bertolak dari hukum wajibnya
melaksanakan sholat berjamaah di masjid itu, saya memiliki panduan tersendiri untuk
menghadapi berbagai jenis manusia. Dalam perspektif saya, orang yang istiqomah melaksanakan
sholat lima waktu secara berjamaah di masjid lebih saya hargai dan percaya daripada
mereka yang tidak. Saya tidak peduli orang tersebut siapa, bertitel apa, dan berprofesi
sebagai apa, selama dia melaksanakan sholat lima waktu secara berjamaah di
masjid, saya akan respek kepadanya.
Begitu juga sebaliknya, selama
seseorang berani meninggalkan sholat lima waktu secara berjamaah di masjid tanpa ada udzur yang syar’i, saya akan kehilangan
respek kepadanya. Sekalipun dia adalah seorang presiden.
Jujur saya heran dengan
fenomena yang sering saya temui. Banyak orang yang katanya menjadi aktivis islam
dan berjuang untuk agama islam, tapi tidak mau menjadi aktivis dan berjuang
bagi diri mereka sendiri. Mereka lupa bahwa sholat adalah amalan pertama yang
nanti akan dihisab di akhirat dan amalan ini statusnya adalah fardu ‘ain. Artinya,
setiap individu memiliki tanggung jawab sendiri-sendiri. Yang membela diri
mereka di hari itu tidak lain adalah amalan mereka sendiri. Siapapun yang menyepelekan
sholat berjamaah, berarti ia sudah siap untuk disepelekan di akhirat nanti.
Kepada para aktivis islam yang
berani menyepelekan kewajiban sholat berjamaah di masjid, tingkat kepercayaan
saya sangatlah rendah. Lebih rendah daripada orang biasa yang melakukannya (menyepelekan
kewajiban sholat berjamaah di masjid). Perkataan mereka sering saya anggap
sebagai omong kosong.
#Pojok kamar, wisma Pakdhe
0 comments:
Post a Comment