July 24, 2014

Tangsel Jangan Bikin Sebel


Sungguh Jogja benar-benar bikin iri. Di 10 hari terakhir Ramadhan, masjid-masjid di kota itu memanjakan para jama’ah yang ingin i’tikaf dengan fasilitas-fasilitas yang menarik. Mulai dari kajian, hidangan berbuka, hidangan sahur, qiyamul lail, tahsin, dan fasilitas lainnya. Intinya, mereka yang ingin ibadah/mencari lailatul qodar di 10 hari terakhir Ramadhan difasilitasi dengan baik. Walaupun kebanyakan program i’tikaf itu berbayar, tapi bagi saya tidak masalah selama para jama’ah dipedulikan. 

Berbeda sekali dengan kota tempat tinggal saya, Tangerang Selatan. Yah, saya memang belum survey ke semua masjid yang ada di sini sih, tapi sejauh yang saya tau agak sulit untuk menemukan masjid yang menawarkan fasilitas i’tikaf seperti di Jogja. Jangankan memfasilitasi i’tikaf seperti menyediakan makan sahur, mau masuk masjid untuk i’tikafnya saja sulit, seperti yang saya alami sekarang.

Saat ini saya sedang i’tikaf di masjid Universitas Terbuka. Seorang diri. Well, ini malam kedua saya i’tikaf di masjid UT. Kemarin malam saya juga i’tikaf di sini. Bedanya, kemarin malam saya dapat tempat di dalam ruang utama masjid, kalau sekarang saya di luar ruangan (selasar) karena pintu masjid sudah ditutup. Ah, miris banget. Masjid bagus kayak gini tapi gak semarak.

Kemarin malam saya dapat di ruang utama karena pas kemarin saya datang, takmirnya belum pulang. Jadi saya bisa minta izin dulu kepada takmir. Kalau sekarang, yah karena kesalahan saya juga yang baru datang jam 22.00, sehingga takmirnya sudah pulang dan pintu masjid sudah dikunci. Saya sudah mencoba menghubungi satpam yang berjaga dan minta dibukakan pintunya karena sejatinya saya pun sudah izin kepada takmir, tapi dengan alasan mereka tidak punya kuncinya, maka mau tidak mau saya harus i’tikaf di luar.
Tangerang selatan (sumber : google)

Sebenarnya saya agak curiga sih dengan para satpam karena kemarin saya lihat mereka juga buka kunci pintu masjid berulang kali untuk berpatroli. Artinya, mereka sebenarnya memegang kunci masjid. Well, tapi saya juga tidak bisa menyalahkan satpam karena memang sudah tugas dia untuk menjaga keamanan. Kalau tidak ada perintah untuk membuka kunci, ya memang seharusnya mereka tidak membuka kunci.

Tapi itu bukan menjadi perhatian utama saya. Yang saya sayangkan adalah mengapa masjid-masjid di Tangsel jarang membentuk panitia untuk kegiatan i’tikaf, padahal ini adalah salah satu ibadah yang paling utama di bulan Ramadhan. Kalau di Jogja dan Bandung, kegiatan i’tikaf 10 hari terakhir Ramadhan tampak sangat semarak. Kapan ya Tangsel bisa seperti dua kota itu?


Ditemani nyamuk-nyamuk genit yang suka cocol-cocol kulit
#Masjid Baitul Ulum Universitas Terbuka

0 comments:

Post a Comment