Dia itu akhwat spesial. Selalu
bisa menundukkan saya. Kalau biasanya saya selalu menolak menyentuh lawan
jenis, tapi kepadanya saya tidak pernah bisa menolak. Tidak pernah sekalipun
saya acuhkan uluran tangannya untuk bersalaman. Bahkan bukan hanya itu, saya
juga tidak kuasa menahan tangannya mengusap-usap wajah saya. Suatu hal yang
sangat tidak mungkin dilakukan oleh akhwat biasa. Hanya dia yang bisa membuat
saya terpaku, tidak melawan, seperti itu.
Dia juga menjadi satu-satunya
akhwat yang paling sering menelepon saya. Herannya saya tidak pernah menolak
ditelepon olehnya. Meski durasi obrolan kami di telepon cukup lama, tapi saya tidak
pernah bosan ngobrol dengannya. Bahkan tidak jarang saya duluan yang
meneleponnya. Dan dia juga dengan senang hati menerima telepon saya.
Bersamanya, apapun saya
bicarakan. Senang maupun sedih. Suka maupun duka. Seolah tidak ada batas malu
atau sungkan. Bisa jadi dialah akhwat yang paling tau segala permasalahan saya.
Paling mengerti saat-saat senang maupun sedih saya. Dan di waktu yang sama dia
juga merasakan senang dan sedih itu bersama saya. Benar-benar psikolog sejati!
Saya juga tidak pernah menolak
mengantarnya jika dia ada keperluan. Kalau biasanya saya “pagari” jok belakang
motor saya dari para akhwat, tapi khusus untuk dia “pagar” itu selalu saya
buka. Kapanpun dia butuh, saya selalu siap sedia. Jangan dikira saya meminta
bayaran! Tidak! Semua service itu gratis saya berikan tanpa pamrih
darinya. Melihatnya senang sudah merupakan bayaran tak ternilai bagi saya.
Kalau saya berpergian ke kota lain,
dia tidak pernah absen mengantar saya ke terminal atau bandara. Pada
waktu-waktu seperti itu, dia biasanya membuatkan saya makanan untuk bekal di
perjalanan. Meski sederhana, tapi persembahan darinya ini selalu terasa spesial
karena saya tau ada kasih di dalamnya.
![]() |
Ilustrasi Ibu (sumber : images6.fanpop.com) |
Miss you mom, deeply.
#Asrama Mahasiswa KSU
0 comments:
Post a Comment