Menyedihkan. Sudah
bertahun-tahun belajar ilmu tauhid, tapi ternyata kualitas ketauhidan saya
masih saja menyedihkan. Buruknya pengambilan sikap dari rentetan masalah yang
saya hadapi menjadi indikator betapa masih rapuhnya ketauhidan saya. Ilmu
tauhid baru sekedar saya pahami secara teori, tapi belum terejawantah dalam
perilaku sehari-hari.
Secara teori, saya paham betul
mengapa Allah menguji seorang hamba, yaitu untuk menaikkan derajatnya,
menghapus dosa-dosanya, dan menjadi ladang kebaikan baginya. Akan tetapi, secara
perilaku, saya seolah mengingkari semua fasilitas yang Allah berikan melalui ujian itu. Saya mengeluh. Saya
gelisah. Saya menunjukkan perilaku tidak senang dengan ujian itu.
Kawan, kamu tau apa yang “guru”ku
katakan tentang orang yang mudah gelisah ketika datang suatu masalah padanya?
Ah, sungguh sebuah aib. Menurut guruku, orang yang mudah gelisah adalah orang
yang tidak yakin kepada Allah. Kepada janji dan jaminan-Nya. Karena orang yang
keyakinannya kepada Allah utuh, bulat, pejal, dan tiada celah tidak akan mudah
oleng dan goyah ketika diberikan ujian.
Saya akui saat ini saya sedang
gelisah. Saya gelisah memikirkan skripsi yang belum tuntas dikerjakan. Di sisi
lain, bapak saya sudah terlihat kepayahan membiayai kuliah saya dan sekolah
adik-adik saya seorang diri. Saya sendiri sebenarnya sudah cukup pede bisa
sidang skripsi pada bulan Desember dan wisuda pada bulan Februari, tapi rencana
itu berantakan karena ada permasalahan dengan skripsi saya, yang kemudian
berujung pada pergantian DPS seperti yang sudah saya ceritakan di sini.
Sungguh saya tidak tega melihat
kondisi bapak saat ini. Beliau yang sudah cukup terkuras waktu, tenaga, dan
pikirannya dalam rangka ikhtiar mengobati umi, kini masih harus menguras lagi
segala sumber daya yang dimilikinya untuk mengurus anak-anaknya. Saya yang
menjadi anak tertua pun belum bisa diandalkan karena masih bergantung kepadanya.
Oleh karena itu, saya ingin segera lulus agar bisa bekerja dan membantu
perekonomian keluarga yang saat ini kurang baik. Saya khawatir, semakin lama
saya lulus, semakin sulit saya mencari pekerjaan karena usia saya juga sudah
cukup dewasa.
#pojok kamar, wisma Pakdhe
0 comments:
Post a Comment