April 23, 2014

Mainan Baru


Sudah cukup lama saya tidak menulis di blog. Apa yang sebenarnya saya kerjakan belakangan ini hingga membuat kegiatan menulis menjadi terpinggirkan? Well, saya rasa tidak ada kesibukan spesifik yang menyita waktu dan tenaga, selain kesibukan kuliah tentunya.

Kalau mau dilacak berdasarkan tanggal, tulisan terakhir saya yang “interaktif” ditulis pada tanggal 26 Februari 2014 berjudul Bencana Sesungguhnya. Dalam rentang waktu antara 26/02 sampai hari ini memang ada satu tulisan lagi yang berjudul Optimalisasi Peran Psikologi. Tetapi tulisan itu bukan merupakan tulisan interaktif. Artikel itu saya tulis untuk dikirimkan ke (semacam) sayembara di Fakultas Psikologi yang akan menerbitkan buku pada peringatan Lustrum Desember nanti. Kalau ide tulisan itu diterima, saya berhak mendapatkan jatah menulis di buku tersebut.

Lalu apa kesibukan saya hingga tidak menghasilkan satu tulisan pun dalam rentang waktu hampir dua bulan? Hmm… bingung juga saya menjawabnya. Rendahnya produktivitas saya dalam menulis biasanya hanya disebabkan satu hal, yaitu tugas kuliah yang menumpuk. Well, semester ini saya memang mengambil matakuliah sebanyak 19 sks yang terdiri dari 8 matakuliah. Lebih banyak dari jumlah sks semester lalu yang hanya 14 sks dan terdiri dari 6 matakuliah. Sedikit melebar, saya memang sengaja mengambil banyak matakuliah agar semester 3 nanti tidak perlu kuliah di kelas lagi.

Dengan jumlah matakuliah tersebut, waktu kuliah saya memang menjadi lebih banyak. Dari Senin sampai Jumat selalu ada kuliah. Meski demikian, saya tidak merasa beban kuliah dan tugas di semester ini lebih berat daripada semester lalu. Menurut saya, tugas-tugas yang diberikan masih cukup wajar. Tidak terlalu menyita waktu. Dengan begitu, alasan kuliah semestinya tidak rasional lagi diajukan.

Lalu apa yang membuatnya saya kehilangan produktivitas? Hmm… setelah saya pikir-pikir sepertinya hanya satu hal yang menjadi penyebabnya, yaitu SMARTPHONE.
Himax smartphone pertama saya (sumber : teknorus.com)

Ya, sekarang saya adalah pengguna ponsel pintar tersebut. Meski awalnya menolak, tapi setelah melakukan berbagai pertimbangan yang njelimet (halah) akhirnya saya membeli gadget itu juga. Salah satu pertimbangannya karena tekanan konformitas (gak ideologis banget). FYI, diantara teman seangkatan di kampus saya, cuma saya yang tidak menggunakan smartphone (hahaha), padahal berbagai informasi kuliah banyak di share di group Whatsapp. Daripada saya merepotkan orang lain dan dibilang antisosial, mending conform ke kelompok deh, hehe.

Dulu saya menolak menggunakan smartphone karena berpikir pasti waktu saya banyak terbuang untuk urusan yang bukan urgent (sok ideologis). Sehingga tawaran dan promosi smartphone apapun tidak membuat saya tertarik. Bahkan tawaran BlackBerry gratis dari sepupu saya tidak mampu menggoyahkan prinsip tersebut (cool mode: on). Tapi lama kelamaan akhirnya saya “terprovokasi” juga, hehe. Saya akhirnya membeli smartphone pertama saya tanggal 22 Februari 2014.

Sekarang berarti sudah 2 bulan saya menggunakan ponsel itu.  Lalu apa yang saya dapatkan dari smartphone selama waktu tersebut? Hmm..dampak yang paling kentara tentu dalam hal komunikasi. Aliran komunikasi dan informasi antara saya dengan teman-teman dan berbagai kelompok menjadi lebih lancar. Meski demikian, tidak semua komunikasi dan informasi yang saya dapatkan itu baik. Ada juga komunikasi dan informasi yang sia-sia. Bahkan kalau mau jujur, sepertinya lebih banyak informasi yang sia-sia daripada yang benar-benar berguna. Yah, konsekuensi logis itu memang sudah saya duga sih. Sekarang tinggal bagaimana saya menyikapinya, apakah ingin ikut terbawa arus menyajikan komunikasi dan informasi sia-sia atau justru sebaliknya?

Dampak lainnya bisa dilihat dari manajemen waktu. Sampai rentang 2 bulan ini, hubungan saya dengan smartphone layaknya hubungan anak kecil dengan mainan barunya. Rasa-rasanya kurang afdhol kalau sehari tidak melihat hp. Hari? Hmm..kayaknya lebih fair kalau hitungannya jam, bukan hari. Oke saya ralat, rasa-rasanya kurang afdhol kalau sejam tidak melihat hp. Ada saja yang ingin dilakukan dengan hp tersebut. Yah, kadang manfaat, tapi tentu lebih sering sia-sianya, kayak nge-game, browsing, 9gag-ing, de el el.

Ah, setiap amanah memang tidak mudah untuk disikapi dengan bijak, termasuk amanah smartphone ini. Saya yakin smartphone ini pasti akan ada hisabnya. Untuk apa dia dibeli? Darimana uangnya? Apa saja yang telah dilakukan dengan gadget tersebut? Tulisan seperti apa yang biasa diposting? Website apa yang biasa dibrowsing? Mp3 apa yang biasa didengar? Video apa yang biasa diputar? Dan lain-lain. Semua pasti ada hitungannya. Well, semoga hp ini berkah dan bisa membawa saya menjadi lebih dekat dengan Allah.


Wisma Pakdhe