Wahai diri,
ingatlah postulat ini: kalau Allah mau memberikan sesuatu kepada hamba-Nya
(entah itu rejeki, keselamatan, atau hal lainnya), tidak harus melalui
jalan yang populis. Tidak harus melalui jalan yang engkau inginkan dan pikirkan
karena apa yang ada dalam pikiran dan anganmu biasanya lebih banyak mengandung
muatan nafsu. Hal itu belum tentu baik bagi dirimu.
***
Beberapa hari
lalu, saya membaca sebuah pengumuman tentang tawaran kerja part time yang
sangat menggiurkan. Pekerjaannya sangat mudah, yaitu hanya mengelemi teh rosella.
Tiap 100 teh yang dilem, kita mendapat insentif 70 ribu. Artinya, jika kita
mengelem sebanyak 1000 teh, maka kita mendapat insentif 700 ribu. Wew…jumlah
yang lebih dari sekedar lumayan untuk ukuran Jogja.
Menurut saya,
jumlah insentif itu sangat besar untuk sekedar kerja part time. Apalagi di situ
tertulis tidak ada tenggat waktu (deadline) untuk mengerjakannya. Kita
boleh kapan saja mengelem selama kita punya waktu luang. Kalau tidak punya
waktu luang, ya tidak dikerjakan juga tidak apa-apa.
Ah,
benar-benar menggoda. Lumayan buat tambahan ngerjain skripsi. Pikir saya waktu
itu.
Entah apa
yang mencegah saya saat itu sehingga saya lambat menghubungi kontak personnya. Saya
baru mencatat dan menghubungi kontak person itu setelah satu minggu lebih
pengumuman itu tertempel. Padahal, setiap hari saya lewat situ.
Singkat cerita,
saya akhirnya mengirimkan pesan ke kontak person itu dan menyatakan
ketertarikan saya untuk bekerja. Akan tetapi, sms saya tidak dibalas-balas oleh
beliau. Sudah tiga hari lebih saya tunggu, belum ada respon sama sekali. Saya
berniat untuk menghubunginya secara langsung by phone, tapi lagi-lagi niat itu
tertahan sampai akhirnya Allah-lah yang “menjawab” pesan saya.
Selasa malam
(22 Januari 2013) lalu, saya berkumpul di masjid At Taqwa bersama teman-teman
pengajar TPA (cowok semua) untuk membahas kurikulum. Di tengah diskusi, seorang
pengajar bercerita bahwa dirinya baru saja “tertipu” MLM modus baru. MLM yang
dimaksud tidak lain dan tidak bukan adalah teh rosella yang sedang saya minati
itu.
Beliau
bercerita bahwa tawaran yang dijelaskan di pengumuman itu ternyata cukup
menjebak. Untuk bekerja part time, kita harus memenuhi syarat dan ketentuan
yang cukup banyak. Well, typically MLM. Pertama, ketika datang ke kantornya,
dia diminta membayar registrasi sebesar 5 ribu rupiah. Kemudian, untuk bisa
bekerja mengelem teh, dia harus menjadi member dulu, biayanya Rp 250 ribu.
Dengan membayar uang sejumlah itu, selain menjadi member, dia juga mendapat
parfum. Setelah itu, barulah dia dapat jatah kerja mengelem. Jatahnya pun ternyata
sangat sedikit. Dia hanya diperbolehkan mengelem 100 teh saja (dia bilang, dia
hanya butuh 1 jam untuk mengelem 100 teh itu). Jika mau mengelem 100 teh lagi,
maka dia harus membawa teman yang mau menjadi member juga.
Tiap satu
teman yang dia bawa, selain mendapat jatah mengelem 100 teh, dia juga akan mendapat
komisi 50 ribu. Akan tetapi, jatah mengelem otomatis akan habis ketika dia
sudah mengelem sebanyak 500 teh.
Hmm…meskipun
tidak mengklaim diri sebagai bisnis MLM (dan nyatanya memang tidak murni MLM
sih), tapi bisnis itu 11-12 dengan bisnis MLM. Lha kita ora entuk pemasukan
je, nik ora merekrut wong liyo. MLM banget toh?
Well, at last
saya sangat bersyukur karena saya lambat mencatat dan menghubungi kontak person
itu. Saya bersyukur karena sms saya tidak dibalas oleh orang di kontak person itu
dan tidak jadi menelepon dia. Saya bersyukur Allah melindungi saya dari “penipuan”.
Alhamdulillah….
#pojok kamar,
wisma Pakdhe