December 30, 2009

Pah

Pah. Mungkin kalian jarang mendengar kata ini (atau mungkin belum pernah mendengarnya sama sekali), karena memang istilah ini sangat jarang dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Pah hanya dipakai pada permainan kelereng. Entah istilah ini berasal darimana dan bahasa apa, tapi di kampungku, Pah (dalam permainan kelereng) mengandung pengertian bahwa seseorang tidak mengambil kesempatannya untuk jalan (menyentil kelereng) dan justru memberi kesempatan orang setelahnya untuk jalan duluan (hmm… maaf merepotkan).
Keputusan untuk Pah diambil karena berdasarkan pertimbangan untung-rugi sang pemain, maka lebih banyak potensi ruginya daripada untungnya jika sang pemain memaksakan untuk tetap mengambil jatah jalannya.

Mungkin di belahan dunia yang berbeda memiliki istilah berbeda untuk menggambarkan kondisi di atas. Di Rusia, mungkin kondisi itu disebut Kroiyzenidzenkomaspupah. Di Kutub Utara mungkin disebut Zrekiyodonerisme. Atau di Uganda mungkin disebut Bneumateleosieum. Entahlah. Terserah mau pakai istilah yang mana, yang pasti, Pah melatih kita berpikir rasional saat akal hampir terjungkal. Walaupun, saat itu sebenarnya adalah giliran kita untuk jalan, tapi pertimbangan logika menghalangi kita.

Akan tetapi patut diingat, Pah bukan berarti menyerah untuk kalah. Pah bukan berarti keluar dari permainan. Pah hanyalah salah satu strategi agar kita tetap menang walau ”giliran” diabaikan. Atau setidaknya, Pah meminimalisir kerugian karena “teman main” kita lebih lihai dalam permainan kelereng itu. Ahay, jadi teringat masa kecil. Hmm.. mari kita lilhat, siapa yang lebih banyak mengumpulkan kelereng.

Nb : Istilah di Rusia, Kutub Utara, dan Uganda cuma karangan aja, hehehe.